Langsung ke konten utama

Menumbuhkam Minat Baca Sejak Dini



"Mak gimana sih cara numbuhin minat baca anak? Akunya tuh hopeless banget, liat ibu sebelah dikit-dikit apload anaknya lagi asik bacalah, review buku anaklah, cerita asik bedtime storylah, lah anakku liat buku aja udah langsung ngabur. Sedih gak tuh?!?".

Ada yang pernah mengalami hal serupa? Banyak. Tenang aja bu, dirimu gak sendirian kok. Memang menyisipkan kebiasaan baik itu gak mudah, ada upaya berpayah-payah harus dilalui, sebelum manisnya madu terkecap lidah.

Jangan iri apalagi mendengki, cukuplah jadikan pengalaman ibu sebelah sebagai pemecut diri untuk terus berjuang. Karena minat baca anak gak akan maju kalau kita hanya sekedar berdecak kagum lihat postingan orang.

Cari tahu, bagaimana tip dan trik agar anak berproses dari tak mau melirik buku menjadi 'kecanduan' membaca. Dari yang cuek dengan buku menjadi 'jatuh cinta'.

Nah, sebagai bentuk upaya itulah, saya pun kepo sana sini, stalking akun ini itu, browsing artikel begini begitu, berharap mendapat ilham bagaimana menumbuhkan minat baca anak saya yang masih maju mundur xantik. 🙊

Dari situlah dengan tambahan sedikit pengalaman pribadi kemudian saya menemukan tip dan trik sederhana yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan minat baca anak.

Berikut poin-poin yang telah saya rangkum:
  1. Fasilitasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan lingkungan kondusif. Sediakan buku. Sesuaikan jenis buku dengan usia dan kesiapan anak. Taruhlah buku di tempat yang terlihat dan terjangkau oleh anak. 
  2. Bersamai. Hal terpenting berikutnya adalah, kehadiran ibu saat anak sedang membaca, karena ia akan merasa diperhatikan, dan pertanyaan serta keingintahuannya akan cepat mendapat respon saat ibu siap sedia menemani disisi. Membacakan buku dengan nyaringpun merupakan hal terpenting dalam membersamai buah hati, sekalipun ia sudah bisa membaca sendiri. Karena dengan mendengarkan ia belajar jeda, intonasi, pelafalan, dialek, ekspresi dan sebagainya. 
  3. Contohi. Kunci berikutnya adalah keteladanan. Ya, jangan bosan ya membaca kata ini. Karena memang, hal paling berpengaruh dalam mengubah perilaku seseorang ialah dengan keteladanan. Tanpa perlu berulang mengingatkan pun seharusnya sudah bisa membuat anak gemar membaca dengan inisiatif sendiri. Melihat ibu asik membaca serta merta menancapkan rasa 'ingin' dalam diri anak. Maka, membaca pun menjadi sesuatu yang mengasikan dibenak anak.
  4. Apresiasi. Hal selanjutnya yang tak kalah penting ialah penghargaan. Bagaiman kita memberikan pujian tulus akan inisiatif anak.  Apresiasi juga mempengaruhi suasana hati anak. Membuat anak merasakan bahwa membaca adalah sesuatu yang baik dan menyenangkan. Membuat percaya dirinya bertumbuh. Membuatnya semakin enjoy melahap kalimat demi kalimat yang dibaca, karena ia diliputi berjuta cinta.

Selain empat faktor di atas, kreatifitas ibu pun sangat berpengaruh. Dengan kreatifitas, ibu bisa menciptakan suasana membaca menjadi lebih menyenangkan.
Misalnya dengan bermain peran, mendongeng dengan boneka jari, membuat ilustrasi tambahan, dan sebagainya. Paragraf tambahan ini bisa masuk dalam ranah 'membersamai' mungkin ya. 😁

Semoga dengan rangkuman seadanya ini bisa sedikit membantu dan membesarkan hati emak yang sedang dalam kondisi serupa. Ayo emak, engkau pasti bisa. Karena engkau madrasah pertama dan utama anak-anakmu.

7.9.18
#komunitasonedayonepost
#odop_6


Komentar

  1. wah, ini PR banget mbaaa. Semoga bisa diterapin buat si kecil. Bagus mba, sharing nya informatif pas banget buat emak-emak 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Samaan mba, akupun masih PR ini, konsisten itu gak mudah ya, kadang kenyataan tak seindah harapan. Keep strong emak! 😁

      Hapus
  2. Paling bagus diberi contoh dan diberi lingkungan yang mendukung minat baca anak. Kalau dia terbiasa dg lingkungan literasi, maka dia akan mudah cinta dg buku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya betul mba, sebelum 'benerin' anaknya, 'benerin' diri sendiri dulu ya... 😁

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek ...

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em...

Menumbuhkan Sikap Kemandirian pada Anak Usia Dini

Kemandirian merupakan salah satu aspek kehidupan yang tak bisa dilepaskan dari proses pembelajaran anak usia dini, sebagai pembekalan diri dalam menjalani kehidupan di masa depan. Doc pribadi Menurut KBBI, mandiri artinya dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Sementara kemandirian, menurut pakar psikologi, Soetjiningsih (1993) didefinisikan sebagai perilaku yang ditandai oleh adanya aktivitas sendiri, kepercayaan diri, inisiatif dan tanggung jawab. Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahawa terdapat empat aspek penting dalam sikap kemandirian, yaitu: Aktivitas sendiri Seorang anak bisa dikatakan mandiri, ketika ia mampu bertindak atas kehendaknya sendiri. Ia tidak takut untuk menyuarakan keinginannya. Lewat pelatihan kemandirian sejak usia dini, maka anak akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, ia tidak takut untuk mengutarakan keinginannya sekaligus sanggup menyelesaikan setiap persoalan atau masalah yang dihad...