Langsung ke konten utama

WISATA KULINER NYAMAN dan RAMAH ANAK


Koleksi pribadi

Tantangan nonfiksi odop batch 6 minggu ini adalah me review tempat wisata. Kebetulan, Senin kemarin habis dari tempat makan yang lumayan nyaman buat keluarga. Mencoba me review dari kacamata pribadi, semoga bisa sedikit memberikan gambaran dan informasi bermanfaat (walau sedikit) buat yang lagi main ke wilayah Cirebon-Kuningan dan sekitarnya.
Oke, lets check this out!


Tempat makan ini berlokasi di Jalan Buyut Reksawiguna Km 24.5, Talaga Remis, Cikahalang, Duku puntang, Cirebon.
Sesuai dengan namanya "Pondok Ikan Bakar Kharitzma", menu yang menjadi andalan adalah ikan bakar. Tak diragukan lagi memang, gurame bakar yang menjadi favorit kami saat singgah disana sangat juara. Namun, saat lagi ramai, terkadang kualitas rasanya sedikit berkurang.
Satu lagi menu favorit yang jarang ditemui di tempat makan lainnya: Beunteur goreng. Rasanya yang gurih dan renyah membuat mulut tak ingin berhenti mengunyah. Tapi, sayangnya lagi, menu ini tidak setiap hari ada. Mungkin karena bahan bakunya sulit didapat, menjadikan menu ini menjadi agak langka. Entahlah.

Gurame bakar

Soal variasi menu dan rasa, secara keseluruhan cukup memuaskan, dengan harga standar yang lumayan terjangkau. Satu porsi gurame bakar misalnya, dengan harga sekira lima puluh ribuan, bisa dinikmati oleh 2 hingga 3 orang. 
Keistimewaan lainnya, yang menjadikan tempat ini beda dari yang lain adalah adanya kolam renang anak yang disediakan free untuk pengunjung. Selain itu ada juga kolam terapi ikan buat yang berusia lebih sepuh. Jadi, kumpul keluarga tak sekedar makan bareng aja, di sini juga bisa menjadi  salah satu tujuan destinasi liburanmu bersama anak atau keponakan saat liburan panjang kenaikan kelas atau saat lebaran. 

Kolam renang mini untuk anak

Untuk suasananya sendiri, cukup nyaman dan ramah anak. Ada banyak tempat lesehan dalam bangunan serupa saung yang berhadapan langsung dengan kolam ikan. Jadi, sembari menunggu makanan tersaji, kita bisa menikmati tingkah seru segerombolan ikan yang berenang berkerumun dalam kolam. Ini nih yang jadi favoritnya anak-anak. Mereka bisa enjoy menyaksikan gerombolan ikan berenang, jadi ibu gak perlu khawatir anak  bosan ketika jeda menunggu lama makanan siap tersaji.

'diserbu' ikan

Tempatnya pun lumayan cozy dan pada beberapa sudut terdapat spot yang cukup instagramable. Jadi, cocok lah buat generasi milenial. 

Suasananya lumayan asri

Yang harus dipikirkan bila ingin mampir kesana, mungkin salah satunya adalah kendaraan. Karena  letaknya yang jauh dari jalan raya, tidak ada akses transportasi umum kesana, sehingga untuk mencapai spot harus dijangkau dengan kendaraan pribadi, baik kendaraan roda dua, maupun kendaraan roda empat. 
Secara keseluruhan, untuk detinasi wisata kuliner ini, secara pribadi saya hadiahkan bintang empat. 
Semoga review singkat dan alakadarnya ini bisa sedikit membantu bagi yang memerlukan informasi tempat wisata dan kuliner di sekitar wilayah Cirebon-Kuningan, Jawa Barat. 

#onedayonepost
#tantanganODOP3
#odopbatch6
#nonfiksi


Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek saja. Ta