Langsung ke konten utama

ABEE SUKA HUJAN


Sumber: pixabay

"Tik tik tik bunyi hujan di atas genting..."
Abee bersenandung lirih sembari menatap tetesan air hujan yang jatuh membentuk gelombang lembut di atas genangan. Ia selalu suka mendengar gemericik suara hujan. Kata bunda hujan itu rahmat dari Allah. Saat hujan kita dianjurkan berdoa "Allahumma Sayyiban Naafiaan". Yang artinya "Ya Allah (jadikanlah hujan ini) hujan yang bermanfaat." 
Kata bunda saat turun hujan adalah waktu terbaik untuk berdoa. InsyaAllah nanti dikabulkan sama Allah. Karena Allah Maha Pengabul doa. 
Abee senang liat hujan dari balik jendela kamar, tapi lebih senang lagi waktu bunda mengijinkannya main hujan-hujanan di luar. Ia bisa berlari kesana kemari, membunyikan genangan hujan dengan menghentakkan kaki. Senang sekali rasanya. 
Bunda sesekali mengijinkan Abee bermain hujan, saat kondisi badan sedang fit. Setelah hujan hujanan harus makan yang banyak, biar gak sakit, begitu nasehat bunda.
Pernah suatu ketika Abee merengek minta hujan hujanan, tapi dia gak nurut sama bunda. Habis hujan hujanan Abee malas makan. Besoknya dia sakit demam. Bunda terlihat sedih, tapi tetap sigap merawat dan menjaganya. Abee kasihan lihat bunda menangis. Ia berjanji mau nurut sama bunda, gak mau lagi bikin bunda sedih.
Hujan diluar terlihat semakin deras. Sesekali gemuruh petir bersahutan. Abee suka hujan, tapi tidak suka petir. Suara petir yang menggelegar membuat abee takut. Seketika ia melompat dan berlari.
"Bunda...!" raungnya sambil terisak.
"Ada apa sayang?" bunda yang sedang memasak di dapur tergopoh menghampiri. Wanita berhati lembut itu memeluk erat Abee dengan sepenuh hati. Diusapnya lembut puncak kepala bocah kecil berambut ikal yang semakin kencang meraung.
"Bunda, Abee takut!"
"Sini sayang, jangan takut ya, ada Bunda disini. Kalau Abee mendengar petir, ucapkan Subhanallah nak. Tidak apa, selama Abee ada di dalam rumah, insyaAllah aman. Mohon perlindungan sama Allah ya, insyaAllah Abee akan selalu dalam penjagaanNya. Allah kan Maha Kuasa nak. Dialah sebaik baik tempat memohon perlindungan." Ucap bunda lembut, mencoba menenangkan Abee yang semakin merekatkan pelukannya.
Abee selalu sayang bunda, bunda tak pernah meninggalkan Abee disaat sakit sekalipun. Sebenarnya Abee gak mau buat bunda jadi sedih dan khawatir, tapi Abee sangat takut mendengar suara petir. 
"Maapkan Abee bunda" ucapnya lirih disela isak tangis yang mulai mereda.
"Tidak apa apa Abee sayang. Rasa takut itu wajar, setiap manusia pasti punya rasa takut, tapi tidak boleh berlebihan ya, secukupnya saja."
"Iya bunda" perlahan Abee melepaskan pelukannya.
"Kalau Abee taat sama Allah, pasti Allah akan terus jagain Abee. Kalau Abee selalu berbuat baik, pasti Allah makin sayang sama Abee."
"Iya bunda" sesungging senyum merekah di bibir mungil bocah lima tahun itu.
"Abee sayang bunda" ucapnya kemudian.
"Bunda juga selalu sayang Abee" dipeluknya kembali Abee dengan gemas dan sayang.

#komunitasonedayonepost
#odop

Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. šŸ™šŸ˜Š

Komentar

  1. Ceritanya sederhana tetapi informatif dan edukatif. Perluperbaikan ejana dan tanda baca (tapi saya pun juga masih belajar hehe). Overall tulisan ringan dan menyenangkan untuk dibaca. Mari belajar bersama Mbak :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga šŸ¤² Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek saja. Ta