Langsung ke konten utama

Teruntuk Peje ODOP Batch Enam yang Super Kece!



Tak terasa, kita telah berada di penghujung masa
Setelah berpuluh senja kita lalui bersama
Terimakasih tak terhingga untuk kalian semua
Tak lelah mendampingi, membagikan ilmu dan pengalaman berharga
Menyemangati dikala penat sesekali melanda.

Ada kalanya, kami berisik sekali
Pun sesekali keheningan seolah menghantui
Di satu sisi mungkin kami pernah membuat luka
Mohon kemaafan atas segala ulah tak berfaedah

Segenggam doa ku kepal dalam lubuk
Kurapal dengan segenap hati
Semoga lelahmu berbuah pahala
Hingga bahagia kerap menyerta
Yang sendiri segera berdua
Yang sudah berkeluarga semakin samawa
Segala mimpi dan cita mewujud nyata
Seluruh kerja keras terbayar sempurna

Semangat berkarya
Selamat berbahagia
Terimakasih untuk segalanya
Waktu yang engkau luangkan
Tenaga yang engkau sisihkan
Kesempatan yang engkau berikan 
Tawa yang selalu engkau suguhkan
Kekeluargaan yang engkau hadirkan
Materi yang tak pelit engkau bagikan
Semuanya kau beri dengan percuma
Tanpa harap balas budi

Maafkan kami yang tak sempurna 
Seringkali menjengkelkan dan membuat gemas
Berkali di nasehati
Tak jua mengerti
Merepotkan sudah tak terbilang
Menyita waktu tak pernah henti
Tak akan cukup kata terangkai sebagai balasan
Maafkan kami untuk segala ucap dan laku tak terukur
Mungkin pernah membuat luka
Atau sekedar mengelus dada

Hai kalian para Peje ODOP batch enam
Kalian super kece!
Terimakasih dan maaf
Semoga jalinan tak hanya sampai disini
Sampai jumpa di kesempatan lainnya
(Semoga)


#TantanganOdopSpesial 
#Odopbatch6
#komunitasonedayonepost



Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

  1. Aamiin ... Alhamdulillah selamat karena sudah berhasil bisa sampai di penghujung program :) Semoga lulus ya, Mbak

    BalasHapus
  2. Ohhh Cantik banget tulisannya ...Mb.

    BalasHapus
  3. Terimakasih sudah bersedia berjuang sampai akhir. Semoga terus berkarya
    .

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek ...

SETULUS CINTA DEWI

Courtesy: Google "Segumpal rasa itu kau sebut cinta Seperti pelangi selepas hujan Ada rindu disana Bersemayam dalam harapan Yang perlahan memudar Saat rasamu ternyata tak kunjung terbalas" Dewi Maharani. Kisah asmaranya seumpama puisi. Indah membuai namun hanya ilusi. Berbilang masa ia setia. Namun waktu tak jua berpihak padanya. Adakah bahagia tersisa untuknya? *** "Wi, kamu habis ketemu lagi sama si Wijaya?" Suara ibu menggetarkan udara, menyambut kedatangan anak perempuan satu-satunya itu. Dewi bergeming. Matanya lekat menatap semburat cahaya mentari yang memantul lembut dari sebalik jendela. "Wi, kenapa sih kamu terus memaksakan diri. Wijaya itu sudah beranak istri. Sudahlah, berhenti saja sampai disini. Sudah telalu banyak kamu berkorban untuknya," Wanita paruh baya itu menambahkan, kembali menasehati gadisnya untuk kesekian kali. Perlahan si gadis pemilik mata sayu menghela nafas, sejenak mengumpulkan kekuatan untuk membalas ucapan ibunda ...

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo ...