Langsung ke konten utama

APEL

Pixabay

Siang yang terik. Matahari tepat diatas kepala. Keringat mengucur membasahi dahi dan pelipis Hiro. Kakinya tak henti mengayuh pedal sepeda, berharap ia segera tiba di rumah. Agar bisa segera menikmati sejuknya air. Membayangkannya membasahi kerongkongan yang kering membuatnya semakin bersemangat memacu kecepatan.

"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga," ucapnya seraya meletakkan sepeda roda empatnya sembarang.
Secepatnya ia meraih gagang pintu, dan membukanya.
"Assalamualaikum," teriaknya sembari masuk rumah tanpa menunggu jawaban. Hiro berlari menuju kulkas. Diambilnya sebotol air putih dingin, meneguknya dengan terburu langsung dari botol.
"Uhuk, uhuk." Hiro tersedak.
"Astagfirullohaladzim. Maafkan Hiro ya Allah. Seharusnya Hiro minum sambil duduk,  menuang airnya dulu ke dalam gelas serta mengucap Bismillah sebelum meminumnya," gumamnya penuh penyesalan.
Botol minum kembali ia letakkan di pintu kulkas bagian dalam. Sebelum beranjak meninggalkan kulkas, matanya sejenak tertuju pada sesuatu yang tampak menyegarkan berwarna merah.
"Apel!" serunya. Bibirnya mengulum senyuman lebar. Diraihnya apel merah dalam genggaman.

Hiro tampak senang. Ia membawa apel merah menuju beranda. Duduk di kursi, dan mulai menggigit apel merah tersebut. 
"Wah, manis sekali. Segar," tukasnya riang.
"Ibu bilang apel itu baik. Banyak manfaatnya. Mengandung banyak vitamin yang bisa membuat tubuh sehat, juga enak. Aku suka apel." 
"Apel memang bagus buat tubuhmu Hiro, tapi sebelum dimakan harus dicuci terlebih dahulu. Agar sisa debu dan kuman yang menempel di permukaan kulitnya terbuang." Tiba-tiba ibu menghampiri Hiro.
"Eh ibu. Iya, maaf. Hiro lupa bu."
Ibu tersenyum melihat gelagat Hiro yang nampak malu-malu.
"Ya sudah, lain kali makannya jangan terburu-buru. Dicuci dulu, dan baca doa dulu sebelum makan apelnya."
"Iya bu, Hiro berjanji gak akan lupa lagi," serunya penuh kesungguhan.
"Ngomong-ngomong, Hiro dapat apel darimana?" tanya ibu curiga.
"Eh ini apel yang dari kulkas bu," jawabnya salah tingkah.
"Loh, bukannya jatah apel Hiro sudah dimakan tadi malam? Yang di kulkas itu punya Hira."
"Iya bu, maaf, Hiro lupa."
"Hiro, Hiro. Kamu tuh ya lupanya kok berkali kali sih," kata ibu seraya mengucek rambut Hiro dengan lembut.
"Lain kali kalau mau meminta atau meminjam sesuatu punya orang lain itu harus meminta ijin dulu ya, dan kalau tidak diijinkan tidak boleh marah, harus menerima dengan lapang dada. Biar hatinya luas, jadi gak penuh dengan gerutu dan mengeluh. Banyak mengeluh itu bikin sesak dada Hiro." Kata ibu sembari mengusap rambut Hiro penuh kasih sayang.
"Siap bu! Hiro mau berakhlak mulia seperti nabi Muhammad, biar hatinya lapang, gak sempit. Kalau sempit nanti desak-desakan, bisa terhimpit, bikin dada sesak ya bu?" timpalnya polos penuh kesungguhan.
"Ya, betul itu Hiro, teladan terbaik sepanjang masa adalah Rasulullah Muhammad SAW. Mencontoh Nabi artinya mengikuti tabiat dan gaya hidupnya yang bersumber dari Alquran dan terangkum dalam hadits."
"Hadits itu apa bu?" tanya Hiro bingung.
"Hehehe, nanti kita belajar lagi tentang Hadits ya. Ibu mau ke warung dulu. Jangan lupa sisa apelnya dibuang ke tempat sampah ya".
"Ok bos," sahut Hiro dengan jenaka.

#odop_6
#komunitasonedayonepost

Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

  1. bagus ceritanya n lucu tingkah Hiro yg menggemaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung ya mba... 😘🙏
      Tak terasa sudah di penghujung odop ya...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

[DIY] Tiga Kreasi Mainan Edukasi Berbahan Flanel

Ketika menjadi Ibu, secara otomatis kita dituntut untuk lebih kreatif demi terselenggaranya pendidikan dan pengasuhan anak yang menyenangkan.  Kita dituntut untuk cakap berinovasi, menciptakan permaianan, ataupun kegiatan yang mendukung tumbuh kembang anak sekaligus membuat mereka merasa nyaman dan antusias. Sebagai Ibu, tentu saja kita menginginkan yang terbaik untuk buah hati kita. Adakalanya kita yang dulunya "malas", "tidak cakap", dan cuek tetiba harus menjadi seseorang yang baru, yang menguasai apapun secara otodidak. Hanya karena tekad yang kuat, menjadikan kita teguh memperjuangkan itu semua, sebagai bentuk tanggung jawab dan kewajiban hakiki sebagai madrasah utama bagi buah hati tercinta. Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit berbagi tentang apa yang bisa kita kreasikan untuk membuat media bermain yang menyenangkan sekaligus "mencerdaskan" yang bisa kita buat secara mandiri, alias DIY (Do It Yourself) . Berikut beberapa cont