Langsung ke konten utama

Allah Maha Pencipta



Langit tampak cerah. Sinar mentari terik menghangatkan bumi. Angin kencang menderu, menerbangkan debu tanah ke udara. Abee asyik menonton teve, ketika ibu sedang meninabobokan sang adik.
Cuaca cukup panas, membuat bocah berambut ikal itu berkeringat dan gerah. 
Hembus angin sesekali masuk melewati kisi jendela, meniupkan udara segar menyentuh kulit Abee hingga lengket bercampur keringat.

Abee khusuk menatap layar televisi.
Bola matanya lincah mengikuti pergerakan gambar yang cepat berganti. Sesekali seringai lebar terlihat,  merespon adegan demi adegan yang tampak lucu di matanya.

"Abee, belum selesai menontonnya?" Ibu keluar kamar setelah menidurkan adik.
"Belum, bu."
"Emang Abee lihat apa?"
"Ini bu. Lihat film Mrico."
Ibu duduk di samping Abee, matanya tertuju ke layar televisi.
Terlihat gambar kartun dua orang anak laki-laki sedang bercakap-cakap. Seorang anak berkacamata tampak sedang menjelaskan sesuatu, sedangkam anak satunya yang tak berambut sedang menyimak penuh khidmat."
"Cerita apa?" tanya ibu.
"Itu si Kencur bu, lagi cerita sama Mrico kalau di sekolah, dia punya teman yang matanya sipit. Kalau ketawa matanya hilang. Kayak lagi merem," kata Abee bercerita dengan semangat.
"MasyaAllah ya bang. Allah menciptakan manusia sangat beragam."
Abee menatap ibu dengan heran.
"Iya bang. Allah menciptakan alam semesta, termasuk planet bumi yang kita tinggali. Dan juga penghuninya, makhluk hidup: manusia, hewan dan tumbuhan."
Abee kembali menatap layar televisi.
"Nah, manusia tercipta berbeda-beda bang. Mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki tidak ada yang sama. Tiap diri itu unik dan istimewa. Sudah terbentuk sangat detail dan sempurna."
Abee kembali menatap ibu penasaran. 
"Berarti Abee juga istimewa ya bu?"
"Betul sayang, Abee juga istimewa."
Ibu tersenyum seraya merangkul Abee.
"Dan juga dalam AlQuran disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal. Saling tolong menolong dalam kebaikan dan saling mengingatkan dalam kebenaran."
Terdengar lagu penutup film dari televisi, artinya film yang Abee lihat sudah selesai.
"Udahan dulu ya nontonnya, kita matiin tivinya, diistirahatin dulu, biar gak panas dan cepat rusak..."
Abee mengambil remote dan memencet tombol power off.
"Nah Abee, manusia itu tercipta berbangsa-bangsa. Dan tiap bangsa memiliki ciri sendiri, misalnya bangsa keturunan China, Korea, dan Jepang yang bermata sipit, seperti teman Kencur dalam film tadi. Atau bangsa Eropa ada yang memiliki bola mata berwarna hijau atau biru. Juga bangsa Asia, seperti kita yang memiliki bola mata berwarna hitam atau cokelat."
Abee takjub mendengar penjelasan ibu. Ternyata manusia berbeda-beda, Abee baru tahu.
Lalu ibu menunjukkan beberapa gambar orang dari gawai seperti yang ibu ceritakan di atas. Abee antusias melihat gambar yang ibu tunjukkan.

"Nah, sekarang Abee tidur siang ya. Biar matanya diistirahatin dulu. Kan udah dipakai nonton dari tadi, pasti matanya lelah tuh," kata Ibu.
Abee mengangguk.
"Sambil dibacain buku ya bu..." pinta Abee.
Ibu tersenyum seraya menggandeng tangan Abee.
"Yuuk..."
Abee tersenyum riang.
"Abee mau baca buku apa?"
"Buku yang ada roketnya, boleh?"
"Boleh."
Abee dan ibu berjalan beriringan menuju kamar.


#komunitasonedayonepost
#odop_6

#Day14
#BundaBerkisah
#PejuangLiterasi

Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

[DIY] Tiga Kreasi Mainan Edukasi Berbahan Flanel

Ketika menjadi Ibu, secara otomatis kita dituntut untuk lebih kreatif demi terselenggaranya pendidikan dan pengasuhan anak yang menyenangkan.  Kita dituntut untuk cakap berinovasi, menciptakan permaianan, ataupun kegiatan yang mendukung tumbuh kembang anak sekaligus membuat mereka merasa nyaman dan antusias. Sebagai Ibu, tentu saja kita menginginkan yang terbaik untuk buah hati kita. Adakalanya kita yang dulunya "malas", "tidak cakap", dan cuek tetiba harus menjadi seseorang yang baru, yang menguasai apapun secara otodidak. Hanya karena tekad yang kuat, menjadikan kita teguh memperjuangkan itu semua, sebagai bentuk tanggung jawab dan kewajiban hakiki sebagai madrasah utama bagi buah hati tercinta. Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit berbagi tentang apa yang bisa kita kreasikan untuk membuat media bermain yang menyenangkan sekaligus "mencerdaskan" yang bisa kita buat secara mandiri, alias DIY (Do It Yourself) . Berikut beberapa cont