Langsung ke konten utama

AKU PASTI BISA!

Pixabay

Waktu. Sejatinya, setiap diri punya waktunya sendiri. Seperti aku kini. Waktuku telah tiba.
"De ... udah waktunya nih." Meta, wanita muda yang telah setia menjadi sahabatku sejak belia, mengingatkan.
Aku mengangguk, segera menghampiri Meta yang tengah berdiri menunggu di ujung pintu.
Ku pindai seluruh ruangan penuh kenangan yang tak lama lagi akan kutinggalkan, selamanya. Memang berat rasanya, meninggalkan memori yang begitu berarti untukku, namun harus kulakukan. Aku tak mau bergumul dalam kesedihan terlalu lama, agar hatiku kembali waras. 
Ya, sudah waktunya ku jalani hari baru, meninggalkan kesepian yang lama menahanku, menghapus segala luka yang tertinggal dalam dada, menyambut hari baru dengan lebih ceria.
"Jam berapa keretanya berangkat, Met?" tanyaku kemudian.
"Satu jam lagi, De..." ucapnya setelah melihat jam yang melingkar di pergelangan tanganya.
Aku bergeming. Berat rasanya beranjak dari kenangan masa lalu. Meta menyadari kebisuanku yang janggal.
"De ..." Meta menepuk lembut pundakku.
Aku terperanjat. Menatap Meta dengan senyuman salah tingkah.
"Aku tahu, pasti ini berat buatmu, De. Tapi, ini yang terbaik. Sudah waktunya kamu "move on" lagi. Kejar mimpimu. Tunjukkan pada dunia, Dea Anastasia mampu. Jangan biarkan cercaan kembali mengudara, walau hanya seuntai kata. Percayalah, kamu pasti bisa!" ucap Meta berapi-api.
Aku mengangguk, mengaminkan ucapannya.
Kukepalkan tangan. "Aku pasti bisa!" Dalam hati, kurapalkan kembali mantra yang Meta ucapkan dengan penuh keyakinan.
"Yuk!" Meta menarik lenganku lembut.
Akupun menurut, mengikuti langkah Meta, meninggalkan rumah masa kecilku, yang telah menjadi tempatku bernaung sedari aku terlahir di dunia.
***
Kereta yang kutumpangi berjalan cepat di atas rel. Melintasi pemukiman warga dan area pesawahan yang menghampar kehijauan.
Meta sudah tertidur sejak tadi. Ia tampak pulas. Semalam ia tetap terjaga, menemaniku, melewati keraguan yang tak henti kurapalkan saat hatiku mulai goyah. Dan ia berhasil. 
Aku sudah meninggalkan rumahku, kotaku, dan segala kenangan yang mungkin perlahan akan terhapus seiring berjalannya waktu. Ya, biarkan sang waktu bekerja. Yang harus kulakukan hanyalah berjuang untuk kembali tegar dan bangkit menyongsong hari baru.
Kuhirup udara dalam-dalam, mengisi paru dengan sebanyak oksigen. Ake lega. Kan kugapai mimpi dengan sepenuh hati. 

Ya, waktuku kini telah tiba. Saatnya melangkah maju. Senyumku mengembang. Telah kugenggam keyakinan baru. Aku pasti bisa!



#komunitasonedayonepost
#odop_6

Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek ...

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo ...

Musik Klasik versus Musik Tradisional

Judul film: Our Shinning Days (2017) Cast: Xu Lu (Chen Zing) Peng Yuchang (Li you) Luo Mingjie (Wang Wen) Asal film: China Genre: comedy romance Durasi: 103 menit Beberapa bulan ke belakang, di  newsfeed akun facebook  saya muncul cuplikan sebuah film yang membuat jari saya tak kuasa menolak menekan tombol play . Benar kan, adegan yang terlihat kemudian membuat saya betah menonton sampai akhir. Menarik. Kata pertama yang terlintas di kepala. Sayangnya, saat itu saya tidak menemukan informasi lebih lanjut apa gerangan judul film tersebut. Ajaibnya, semalam, ketika iseng berselancar di platform youtube , tampaklah satu  channel yang mempost sebuah film drama asia berjudul " Our shinning days" yang ternyata adalah versi full dari cuplikan adegan film di facebook. Kebetulan lagi di kelas fiksi odop ada tugas me review film, pucuk dicinta ulam pun tiba.  Film ini bergenre comedy romance. Berlatar...