Langsung ke konten utama

GEMPITA TAHUN BARU HIJRIYAH

Disclaimer:
Catatan ini ditulis setelah menyaksikan pawai kendaraan yang melintas di depan rumah dengan beragam kendaraan seadanya yang mengesampingkan keselamatan penumpang, dan ditumpangi warga dengan lintas usia. Ada anak-anak kecil bau kencur, hingga kakek nenek usia senja.
Selamat membaca tulisan sederhana yang jauh dari sempurna sebagai bentuk keresahan hati semata, tidak ditujukkan untuk menyinyiri. InsyaAllah. 😊


Euforia menyambut tahun baru hijriyah kembali meramai. Mereka yang merasa bangga sebagai muslim berduyun ikut serta memeriahkan Satu Muharam. Gaung Islam bertalu di seantero negeri. Dari belia hingga usia senja, tak henti meneriakkan semangat hijrah. MasyaAllah. Semoga Allah selalu menaungi hati kaum muslimin dengan semangat hijrah yang terus berkobar karena cintanya pada dinnul haq: Islam.
Namun, ada satu hal yang ingin saya kritisi, yaitu tentang ketaatan pada peraturan dan keselamatan berlalu lintas. Ya, di beberapa daerah, tahun baru hijriyah memang menjadi ajang pagelaran akbar yang diminati dan disambut dengan penuh antusias. Salah satu kebiasaan yang hadir dalam setiap tahunnya adalah pawai atau konvoi kendaraan. Berbondong  warga berkendara, menggunakan atribut Islam semampunya, demi menunjukkan semangat dan kebanggaan sebagai seorang muslim. Namun sayangnya, semangat hijrah ini tak dibarengi dengan semangat ketaatan pada peraturan lalu lintas dan mengesampingkan keselamatan berkendara. Mungkin tidak semua daerah begini, hanya beberapa kota kecil saja. 
Bukan karena tak suka dengan keramaian iringan pawai yang seringkali menimbulkan kemacetan, namun alangkah lebih baik andai saja pawai yang ditujukkan untuk menyambut tahun baru Hijriyah ini dibarengi dengan persiapan yang baik, tanpa mengesampingkan pentingnya taat aturan dan keselamatan para peserta maupun pengendara lainnya.
Islam adalah agama santun, teratur dan rahmatan lilalamiin. Mari kita tunjukkan pada dunia bahwa kita adalah muslim yang santun, taat dan menjunjung tinggi keselamatan. Karena Islam hadir untuk memberi ketenangan dan keselamatan baik bagi pemeluknya, maupun umat lain yang berkeyakinan berbeda. Hijrah kita adalah perubahan ke arah yang lebih baik, mari kita jaga semangat hijrah ini , semangat bebenah diri menuju kebaikan yang hakiki. 
Selamat Tahun Baru 1440 HIJRIYAH. 


*imho*

#komunitasonedayonepost
#odop_6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek saja. Ta