Beberapa hari lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti kulwapp dari kursusku.id.
Kursusku adalah platform pemesanan kursus yang membantu Bunda dan calon Bunda untuk memesan kursus sesuai kebutuhan.
Kursusku merupakan salah satu startup binaan Universitas Indonesia yang memiliki visi memberikan sarana edukasi terbaik bagi perempuan di Indonesia.
Jadi, bagi para bunda yang ingin terus memantaskan diri menjadi perempuan dan orangtua terbaik, kursusku akan memfasilitasi para bunda untuk terus upgrade ilmunya. 🥰
Untuk info jadwal kulwapp lainnya, baik yang free mau pun berbayar, silakan ikuti akun instagram Kursusku agar tak ketinggalan update info terbarunya.
Nah, kali ini kita belajar bareng Kak Kimel.
Profil Kak Kimel |
Alhamdulillah, mendapat izin dari tim kursusku untuk menyebarluaskan materi penuh gizi ini, dengan tetap mencantumkan sumbernya, tentu saja.
Berikut resume materi kulwapp Kreatif Bermakna: Tips Bermain Bersama Anak Usia Dini, yang telah dilansungkan di WAG kursusku, pada tanggal 8 Desember 2019 lalu.
Semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. 🙏
Mengapa Bermain
Hal pertama yang perlu diketahui oleh orang yang dikatakan sudah dewasa adalah jawaban dari “Mengapa kita melakukan hal tersebut”. Sesuatu yang bisa jadi sangat sepele namun bahkan tak jarang saya menemukan orang-orang yang kebingungan ketika berinteraksi dengan anak-anak usia dini.
Hal yang perlu dengan segera dilakukan yaitu: menemukan tujuan. Istilah lainnya yaitu “Finding Why”.
-Mengapa kita harus bermain dengan anak
-Mengapa permainan
-Kapan kita harus bermain
-Apa manfaat bermain
-Dsb
Biasanya dengan beberapa pertanyaan yang mendasar dan juga dijadikan alasan sesuatu itu dilakukan akan membuat orang lebih bertahan lama dan konsisten untuk melakukannya.
Saya dapatkan hadits ini dari salah satu mentor saya. Ketika tujuannya sudah jelas maka insyaaAllah kita akan lebih mudah untuk menemukan kegiatan bermakna lainnya hanya melalui satu kata kerja “bermain”.
Sebelumnya Rasulullah SAW sendiri yang memerintahkan kita untuk bermain, menyenangkan hati anak-anaknya. Selain itu ada beberapa tokoh terkemuka di Indonesia maupun di dunia. Bisa ayah-bunda-kaka baca dan gali juga dari berbagai tokoh lainnya, yang intinya “anak-anak itu perlu bermain untuk mengembangkan dirinya, mau menjadi apapun dia nantinya”, tentunya kita ingin mereka menjadi manusia yang berguna ya, selamat dunia akhirat.
Manfaat Bermain
Secara alamiah, melalui kegiatan “bermain” dan juga kosa kata “menyenangkan”, baik secara langsung maupun tidak langsung anak-anak mendapatkan beragam manfaatnya. Beberapa diantaranya saya tuliskan pada slide ketiga ini.
Oke setelah Ayah-bunda-kaka mengetahui urgensi dan juga manfaat dari bermain. Pertanyaan besarnya ada pada “Permainan seperti apa yang diperlukan untuk memenuhi perkembangan tumbuh kembang anak usia 0-7thn?"
Saya menjawab: permainan yang mengasah/menstimulus sensori motoriknya. Mengapa?
Karena pada prinsipnya usia 0-7thn merupakan proses perkembangan sensori yang utama pada anak. Sehingga kegiatan2 yang mengasah/menstimulasi sensori motor anak akan sangat ia butuhkan sebagai dasar perkembangan lainnya.
Hal mendetailnya kita bahas di contoh kegiatan bermain ya, namun prinsipnya anak usia 0-7th memerlukan kegiatan bermain yang mengasah/menstimulus sensori motoriknya.
Apakah hanya bermain? Tentu tidak. Maksud dari kreatif bermakna itu adalah, anak mampu belajar dari proses bermain yang menyenangkan, sehingga mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang belajar dengan bahagia.
Kalau menurut Ibu Elly Risman “Anak usia dini tidak harus ‘pintar’, karena pintar ada waktunya, anak usia dini itu harus bahagia yang dimulai dari fasilitator/ibunya yang bahagia mendidiknya”
Contoh kegiatan yang dapat menstimulus sensori motorik anak itu bukanlah baca, tulis atau hitung. Aktifitas membaca, menulis, menghitung justru merupakan hasil dari sensori motorik yang terstimulasi dengan tepat, bukan sebaliknya. Hal ini diperkuat juga dengan penelitiannya Dr. A. Jean Ayres dalam bukunya “Sensory Integration and The Child”
Seperti yang kita ketahui, agar labih mudah dan terbayang ragam aktifitasnya kita mulai dari kegiatan sederhana yang melibatkan lima panca indera.
Kegiatan merangkak merupakan kegiatan yang menstimulasi koordinasi mata, tangan, kaki bahkan sesekali telinga atau hidung pun ikut bekerja sama.
Meronce: kegiatan ini melatih kefokusan, koordinasi mata dan tangan, kesabaran otomatis melatih emosional juga.
Membuat bubur kertas: kegiatan sederhana namun anak akan merasakan bagaimana rasanya memegang sesuatu yang basah/lengket/keras/kasar/halus, otaknya akan memproses respon yang masuk untuk diterjemahkan dalam bahasa/kosa kata.
Meniti selokan: ini kegiatan yang sangat sederhana sekali, murah juga tidak memerlukan alat bantu lainnya. Namun kegiatan sederhana ini anak belajar tentang keseimbangan, koordinasi tubuh (ke 5 panca indera), dan aspek emosional untuk berani mencoba/percaya diri.
Nah setelah mengetahui contoh2 kegiatan dalam bermain, yang harus dilakukan oleh seorang fasilitator anak usia dini lainnya yaitu: CARA atau bagaimana mengaplikasikan permainan agar bermakna dan juga menyenangkan semua pihak.
Kita ingat-ingat tips and trick-nya disingkat menjadi SERU!
SUKAI
Poin ini menjelaskan bahwa fasilitator dan anak harus sama-sama menyukai kegiatan bermain tersebut. Kita kadang terjebak dengan istilah “main itu pekerjaannya anak-anak”, padahal pada kenyatannya dari pengalaman saya yang kurang lebih selama 5 tahun ini, memberikan kesimpulan lain bahwa “kita harus sama-sama suka terhadap permainan itu, apapun jenis permainannya”, dari suka kita akan bisa melakukan ke step selanjutnya.
EKSPRESIF
Step atau tips nomor 2 yaitu E: Ekspresif.
Anak usia dini sangat menyukai fasilitator yang ekspresif, mungkin bahasa gaulnya “lebay”, artinya lebay disini bukan melebih-lebihkan tetapi ekspresif dengan perasaan, hal yang diucapkan sesuai dengan yang dirasakan maupun yang ditunjukkan. Ini akan membuat anak merasa lebih dihargai dan juga mengenali ragam emosi.
RASAKAN
Hadir dan membersamai itu maksudnya adalah permainan kita harus berkualitas bukan hanya sekedar kuantitas. Agar permainan kita lebih berkualitas, fasilitator harus merasakan, jiwanya hadir utuh untuk membersamai anak. Jadi walaupun cucian atau setrikaan segudang, simpan saja dulu, fokus dahulu bermain dengan anak ya, Buk. Hehehe
UPAYAKAN
Salah satu manfaat bermain adalah kita sebagai fasilitator dapat mengenalkan adab kepada anak. Bagaimana berinteraksi dengan orang lain, membuat kesepakatan ketika bermain, dan juga membuat orang lain merasa aman juga nyaman berada di dekatnya. Tentu ini bukan hal yang mudah, namun jika Allah berkehendak tentunya tak ada yang bisa mencegah, tugas kita berikhtiar dan menyerahkan semaksimal mungkin kepada-Nya.
Jadi sekarang kita permudah itu semua menjadi singkatan yang menyenangkan yaitu SERU:
SUKAI
EKSPRESIF
RASAKAN
UPAYAKAN
Semoga bermanfaat. 🙏
#nonfiksiODOP
#Day17
Terima kasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊
Komentar
Posting Komentar