Langsung ke konten utama

Mengenal Stimulasi Sensorik, Motorik dan Kognitif pada Anak Usia Dini


Setiap anak harus melalui serangkaian 'milestone' yang harus ditempuhi agar tumbuh dan berkembang secara paripurna.


Namun, terkadang, karena ketidaktahuan, secara tak sengaja, kita justru mematahkan potensi ananda.

Misalnya saja, ketika ia ingin bermain tanah, dengan serta merta kita melarangnya dengan alasan kotor lah, banyak kuman lah, tidak higienis lah, dan sebagianya.

Namun, tahukah moms, ternyata bermain tanah bisa menstimulasi kemampuan sensoriknya, yang justru sangat penting dalam masa tumbuh kembangnya.

Atau ketika anak berlari kesana kemari, melompat, memanjat, berlarian, kita gemas ingin menariknya dan memaksanya untuk duduk manis. Nah, kalau ini berkaitan dengan kemampuan motorik.

Aktivitas bergerak ternyata merupakan bagian dari stimulasi motorik kasar yang juga penting dalam masa tumbuh kembangnya.

Ternyata dalam masa tumbangnya, tidak hanya segi kognitifnya saja yang harus menjadi perhatian. Karena ketiga faktor tersebut, sensorik, motorik dan kognitif memiliki peran yang sama-sama penting dan saling berkaitan. Jika salah satunya tidak mendapatkan stimulasi yang tepat sesuai milestonenya, maka bisa jadi ada sebagian kemampuan ananda yang tidak berkembang secara optimal.

Maka, harus ada keseimbangan antara ketiganya. Bukan hanya kemampuan kognitifnya saja,  namun kemampuan sensorik dan motorik pun sangat penting untuk dilatihkan secara berkesinambungan.

Nah, biar kita tidak "salah kaprah" lagi, ada baiknya kita mengenal lebih dekat dulu dengan ketiga aspek penting dalam tumbuh kembang ananda ini.

Kemampuan sensorik

Sensorik merupakan suatu sistem dalam otak yang berperan dalam menerima suatu rangsangan dari luar dengan melibatkan ke lima indera, kemudian menghantarkan kembali dalam bentuk respon yang tepat melalui sambungan sel otak yang diterjemahkan oleh tubuh kita, bisa berupa sensasi rasa, getaran, dan sebagainya.

Misalnya, ketika kita berbicara, maka bunyi suara merupakan rangsangan yang masuk melalui lubang telinga, kemudian masuk ke sinaps dan diterjemahkan oleh otak kita sebagai kata-kata.

Dengan kemampuan sensorik, kita bisa membedakan rasa, tekstur, frekuensi bunyi, getaran, bau, warna, dan sebagainya.

Ada tujuh stimulasi sensorik yang bisa kita latihkan kepada ananda, untuk mengembangkan kemampuan sensoriknya:

Stimulasi Taktil
Sensori ini berhubungan dengan indera peraba. Rangsangan bisa berupa sentuhan atau tekanan.

Stimulasi Vestibular
Sensori ini berkaitan dengan keseimbangan tubuh. 

Stimulasi Propioseptif
Sensori ini berkaitan dengan kemampuan persendian.

Stimulasi Visual
Sensori ini berkaitan dengan penglihatan. Melibatkan organ mata sebagai penerima rangsangan.

Stimulasi Auditori
Sensori ini berkaitan dengan pendengaran, melibatkan organ telinga sebagai penerima rangsangan.

Stimulasi Olfaktori
Sensori ini berkaitan dengan kemampuan hidung sebagai penerima rangsangan berupa bau, atau aroma.

Stimulasi Taste
Sensori ini berkaitan dengan indera pengecap, yaitu lidah sebagai mediator rasa.

Ketujuh stimulasi sensorik tersebut, jika diaplikasikan ke dalam bentuk aktivitas atau permainan, maka disebut sebagai stimulasi multisensorik.

Apa itu Stimulasi Multisensorik?
Aktivitas yang dilakukan untuk merangsang kekuatan fungsi dari lima indera agar berkembang secara optimal sesuai milestone-nya, dengan kata lain suatu aktivitas yang menggabungkan beberapa fungsi panca indera dalam satu aktivitas. Jadi secara sedehana, stimulasi multisensorik merupakan gabungan dari ketujuh sensorik di atas.

Karena pada praktiknya, indera kita tentu saja tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Ketika menstimulasi taste, bisa juga berbarengan dengan stimulasi olfaktori dan taktil.

Misal, ketika bermain tebak buah, saat lidah mencicipi, tangan meraba tekstur, dan hidung mencium aromanya. Maka dalam satu aktivitas tersebut, ada tiga unsur sensoris yang terstimulasi.

Apa sih manfaat stimulasi multisensorik?

Tujan dari stimulasi tersebut adalah untuk menguatkan koneksi atau sambungan sinaps dan sel otak, sehingga mendukung fungsi dan kerja otak secara optimal.

Pada masa tumbuh kembang, anak tentu membutuhkan variasi pengalaman sensori untuk memperluas jaringan otak. Semakin banyak sel otak yang terhubung dengan baik, maka fungsi otak akan semakin optimal.

Manfaat yang bisa kita dapatkan dari stimulasi multisensorik, meliputi:

  1. Bisa meningkatkan fokus, rentang konsentrasi, perhatian hingga kewaspadaan.
  2. Mengembangkan fungsi dan kerja alat indera.
  3. Perkembangan fisik, koordinasi anggota tubuh semakin baik.
  4. Mengasah komunikasi. Dari pemaparan pengalaman sensori, anak akan semakin kaya akan kosakata, sehingga ia mampu berkomunikasi dengan baik.
  5. Mengurangi stres. Karena ia mampu menyampaikan keinginan atau perasaanya dengan baik dan tepat, sehingga bisa mengurangi perasaan frustasi yang bisa timbul akibat 'gagal paham'.

Kemampuan motorik

Motorik erat kaitannya dengan gerak. Berdasarkan otot yang bekerja, dibedakan menjadi dua kategori:

Motorik kasar: diasosiasikan dengan gerakan tubuh, seperti berlari, melompat, berjalan yang melibatkan otot-otot besar, dan koordinasi dari beberapa organ dalam satu aktivitas.

Motorik halus: berkaitan dengan keterampulan fisik, dengan melibatkan otot-otot kecil. Misalnya, kemampuan menjimpit, menggenggam, mengunyah, dan sebagainya.

Mengapa kemampuan motorik sangat berpengaruh pada kecerdasan anak?

Kemampun motorik yang terstimulasi dengan baik bisa menjadikan anak tumbuh aktif, sehat, bersemangat, lincah, bugar yang kesemuanya berperan dalam mengembangkan seluruh aspek kecerdasan.

Kecerdasan erat kaitannya dengan koneksi sel-sel otak, atau neuron sehingga membentuk sinaps. Semakin banyak sinaps yang terbentuk, maka otak semakin kaya dengan myelin, sebagai pendukung fungsi dan kerja sel saraf yang optimal. Jika sel saraf bekerja lambat, maka hal ini bisa berpengaruh pada  penurunan kinerja otak sehingga mengurangi kecerdasan.

Dengan stimulasi motorik, maka akan semakin banyak sinaps yang terbentuk, sehingga jumlah myelin yang dibutuhkan oleh sel saraf semakin kaya, menyebabkan kecerdasan otak semakin optimal.

Maka, stimulasi motorik menjadi sangat penting dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak, agar seluruh aspek kecerdasan bisa bekerja secara optimal.

Kemampuan kognitif

Kognitif sangat erat kaitannya dengan kemampuan untuk memahami, menganalisis, berpikir, merumuskan masalah, dengan menggunakan pikiran. Secara sederhana kemampuan kognitif diasosiasikan dengan aktivitas otak.

Umumnya, kemampuan ini dihubungkan dengan keterampilan membaca, menulis dan berhitung. Alias calistung.

Banyak orang tua yang menitikberatkan stimulasi ananda pada aktivitas ini, sehingga terkadang mengabaikan stimulasi penting lainnya, yaitu motorik dan sensorik.

Karena, stimulasi motorik dan sensorik secara kasat mata terlihat sebagai 'main-main'. Padahal, ada banyak pembelajaran yang justru bisa menjadi penunjang kecerdasan ananda dengan menstimulasi ketiga unsur tersebut secara seimbang, sesuai dengan usianya.

Semoga bermanfaat. 🙏

#NonfiksiOdop
#Day19

Credit pict by Pixabay

Terima kasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek saja. Ta