Langsung ke konten utama

Curahan Hati Pejuang Deadline

Kesan yang saya rasakan selama ikut kelas non fiksi adalah, keteteran. Ya ampun, rasanya tiada hari tanpa utang tulisan. Antara cemas, lelah dan penasaran. Bisa nggak ya menuntaskan apa yang sudah dimulai? 


Tapi, kalau harus menyerah, kok ya enggak tega. Apalagi pije kelas nonfiksi sudah berbaik hati memberi kesempatan membayar semua utang pekan sebelumnya pada hari terakhir ini.

Makanya, walau terasa berat, tetapi komitmen harus dipegang. Siap memulai, maka harus siap menuntaskan. Walau tersaruk, pada akhirnya, utang delapan postingan bisa juga tuntas dalam dua hari. Entah apa yang merasukiku. 😁

Mungkin karena semangat teman sekelas yang begitu melimpah ruah, hingga saya yang notabene jarang hadir tepat waktu saat materi berlangsung sekalipun, masih kecipratan semangatnya.

Banyak materi per-blogan yang kami dapat di kelas ini. Walau sejujurnya, saya baru sebatas membaca sebagian kecil teorinya, dan belum mulai mengaplikasikannya. 😅

Ah, malu sih rasanya, kesempatan untuk menjaring ilmu dan pengalaman di kelas non fiksi yang sudah diberikan secara 'cuma-cuma' ini, rupanya belum mampu saya maksimalkan dengan sempurna.

Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, teman-teman sekelas, pije yang kece, pemateri yang luar biasa, dan semuanya yang secara langsung maupun tak langsung sudah turut menyuntikkan semangat kepada saya untuk terus menulis.

Semoga kita semua bisa selalu memanfaatkan apa yang sudah kita dapatkan di kelas ini dalam kebaikan.

Tadinya mau dicukupkan sampai di sini, tetapi berasa ada yang kurang, biasa nulis minimal lima ratus, kan ya... 😁

Ya sudah, mari bahas tentang yang "paling" di kelas nonfiksi.

Materi yang paling berkesan bagi saya adalah materi tentang niche blog. Dari sana akhirnya saya berusaha untuk komitmen menulis dengan topik yang paling dominan di blog ini, yaitu tema parenting. Jika biasanya menulis dengan tema gado-gado, kini jadi lebih terkonsep. 

Untuk tantangan, yang paling berkesan adalah, tantangan mengikuti lomba blog. Ah, sampai panas dingin mikirin lomba mana yang mau diikutin. Dari sekian tema lomba yang di share di grup, lah kok rasanya belum ada yang sreg, bukan karena tak menarik, namun saya merasa tak akan sanggup karena terkendala berbagai hal sebagai prasyarat mengikuti lomba.

Maka, berselancarlah di dunia instagram. Ketemu deh dengan salah satu lomba yang sepertinya masih bisa saya ikuti. 

Alhamdulillah, walau nulisnya menyusul di pekan berikutnya, tapi akhirnya bisa juga melalui tantangan lomba blog. Pyuh ... 

Dan dari semuanya, yang paling berkesan adalah bayar utang tulisan di pekan terakhir tugas ngeblog. Jeng jeng jeng...

Pada pekan ini, setelah keriweuhan ini itu yang bikin keteteran, akhirnya saya menyisakan 4 utang tulisan di pekan sebelumnya, dan tugas 6 tulisan untuk pekan ini. Maka total tulisan yang harus di setor adalah 10 postingan.

Pada hari pertama saya menyempatkan menulis dua postingan untuk melunasi dua utang pekan sebelumnya, termasuk tantangan lomba blog. Sehingga tersisa 2 utang tulisan pekan sebelumnya, dan 6 postingan pekan ini.

Karena satu dan lain hal, pada akhirnya, saya baru bisa menyicil utang di hari Sabtu, yang berarti saya harus melunasi 8 utang tulisan dalam waktu dua hari. Eng ing eng...

Otak sudah berasa panas, sempat oleng juga, tetapi menulis tetap harus berlanjut. Dengan semangat menuntaskan seluruh tugas menulis blog selama 4 pekan yang masih tersisa, akhirnya hingga hari ini, 24 postingan blog sebagai prasyarat lanjut di pekan berikutnya pun akhirnya bisa diselesaikan.

Ah, lega rasanya .... 

Terima kasih kelas non fiksi, secara langsung maupun tak langsung,  sudah mengajarkan saya tentang makna sebuah tanggung jawab dan komitmen. Walau belum berhasil konsisten menulis setiap hari, setidaknya, saya berhasil mempersembahkan 24 tulisan dalam rentang waktu empat pekan ini,  yang semoga bisa bermanfaat bagi yang membaca.

Salam literasi. 🙏

#NonfiksiOdop
#Day24

Credit pict by pixabay

Terima kasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Ide Main dari Instagram

Menjadi orang tua adalah pekerjaan yang melelahkan sekaligus membahagiakan.  Lelah karena pada praktiknya kita dituntut untuk terus belajar, mencukupkan bekal dalam mendampingi tumbuh kembang putra putri kita. Ada banyak hal yang harus kita persiapkan. Entah secara mental maupun secara materil. Ada banyak ilmu yang musti kita kaji, kulik dan pelajari agar proses pendampingan berjalan dengan baik.  Tidak hanya menguras energi, namun proses tersebut dapat menyita waktu dan pikiran kita, sehingga adakalanya pada beberapa kesempatan membuat kita frustasi, ketika kita berhadapan dengan situasi yang clueless . Sebagai orang tua baru, tentu saja ada banyak kebingungan, kecemasan dan ketakutan yang terus menggerogoti pikiran kita.  Hal inilah yang mendorong kita untuk mencari tahu. Menggali sebanyak mungkin referensi yang bisa kita tiru. Menemukan sosok panutan. Menemukan alternatif cara dan kreativitas yang bisa kita terapkan dalam menjalankan peran kita sebagai orang tua

ANTIBIOTIK SEFALOSPORIN

 Asal dan Sejarah Penemuan sefalosporin: -           Brotzu (1954): berasal dari jamur Cephalosporium acremonium (Moniliaceae) -      Abraham dkk (1955-1966): sefalosporin P (tidak aktif) dan sefalosporin N&C (diproduksi komersial) Cephalosporium acremonium Struktur dasar Asam 7-amino-sefalosporanat (7-ACA:7-amino cephalosphoranic acid) yang merupakan cincin dihidrotiazin 7 cincin betalaktam. Perbandingan struktur antibiotika gol. penisilin & sefalosporin  Pembuatan antibiotik sefalosporin Cendawan C. acremonium ditumbuhkan pada agar-agar miring selama 7 hari, koloninya disuspensikan dengan akuades steril dan dituangkan ke dalam cawan petri steril yang selanjutnya diletakkan di bawah lampu ultraviolet (UV) yang telah dikondisikan dengan jarak 15 cm. Pengambilan contoh sebanyak 1 ml dilakukan tepat pada saat cawan petri mulai diletakkan di bawah lampu UV (0 menit) sampai 50 menit dengan interval pengambilannya setiap 5 menit. Contoh

bang zec_in action

efek music ternyata tidak hanya dirasakan oleh orang2 dewasa atau bahkan anak2 yang sudah bisa menikmati keindahan alunan melodi....tapi...bayi sekecil ini pun sudah mulai terbuai dengan alunan melodi mendayu2 berikut ini....haha... dede jako..... slmat mnikmati alunan music yah....^_^ pelajaran moral hari ini: hati-hati mengenalkan music pada anak yah... hehe...