Langsung ke konten utama

Mengenal Tiga Metode Kekinian dalam Mendampingi Tumbuh Kembang Ananda

Dalam era teknologi, percepatan kemajuan dan  pengembangan ilmu pengetahuan kehadirannya tak bisa dipungkiri.

Bahkan dalam pengasuhan anak, ada gap atau kesenggangan antara generasi pra milenial hingga generasi Z. 

Banyak perkembangan teori ilmu parenting yang semakin beragam. Ditambah lagi dengan kemudahan akses informasi via internet, maka memungkinkan masuknya metode-metode baru yang berkembang dalam masyarakat dunia ke negara Indonesia secara cepat dan massive.

Siapa sih generasi Z ini?
Berdasarkan beberapa sumber informasi, pembagian generasi tersebut diambil dari rentang tahun kelahiran.

Misalnya, generasi Y, alias generasi milenial, ialah mereka yang lahir dalam rentang tahun1980 hingga pertengahan 1990. Sedangkan generasi Z terlahir pada rentang usia 1995 hingga medio 2000.

Maka, generasi Z ini kemungkinan besar terlahir dari orang tua milenial.

Generasi milenial adalah generasi pertama yang mencicipi era digital saat usia pra hingga remaja. Sehingga, ia memiliki kecenderungan untuk uptodate terhadap informasi terbaru.

Hal ini pula lah yang mendasari, percepatan pertumbuhan metode baru dalam pengasuhan yang kemudian diadaptasi dan diterapkan oleh kaum milenial dalam proses pengasuhan terhadap anak anak mereka yang masuk dalam generasi Z.

Namun, sayangnya, terkadang para orangtua baru ini, dalam menerapkan berbagai metode baru tersebut hanya berdasarkan ikut-ikutan, terpikat oleh berbagai label "metode bagus" namun tidak dibarengi dengan mencari tahu secara detail, apa dan bagaimana metode ini bekerja.

Alhasil, bukannya mendapatkan manfaat, justru kita merasa tidak puas atau bahkan merasa gagal menjadi orangtua, karena salah kaprah dalam penerapan metode yang sedang kekinian.

Maka, ada baiknya, kita mencari ilmu dari sumber yang dipercaya, agar tahu lebih dalam seluk beluk metode kekinian yang ingin kita adaptasi.

Nah, berikut akan saya sajikan, beberapa metode kekinian yang sempat (dan masih) hits beserta sumber informasinya:

Metode MPASI

Salah satu metode terbaru yang sedang hits, dan sempat menimbulkan pro kontra adalah BLW alias Baby Lead Weaning.

BLW adalah metode pemberian Makanan Pengganti ASI pada bayi, mulai usia 6 bulan (usia ideal memulai mpASI) dengan memberikan kekuasaan penuh pada anak untuk menikmati makanan tanpa disuapi. 
Untuk informasi lebih lengkap, bisa juga mengikuti akun instagram CeritaBLW.


Ada banyak informasi, mulai dari resep BLW, apa dan bagaimana BLW, tips dan trik ber-BLW, hingga sharing pengalaman dari para praktisi BLW di Indonesia yang bisa menjadi panduan jika kita memang ingin menerapkan metode ini pada Ananda.

Metode Gendong

Dalam pergendongan, hadirlah komunitas gendong, yang menganut prinsip ergonomis dengan TICKS. 
Tight = ketat, sehingga bayi aman di dalam dekapan Bunda, tidak takut lepas karena longgar.
In view at all times = bayi selalu terlihat, gendongan tidak menutupi jalan napas, sehingga bayi merasa nyaman dalam gendongan. Close enough to kiss = bayi bisa dicium saat digendong. Keep chin off the chest = dagu bayi jangan sampai ketekuk ke arah dada. Supported back = gendongan yang digunakan bisa menyangga punggung bayi.
Dengan posisi gendong yang benar, ternyata bisa berpengaruh terhadap keoptimalan tumbuh kembang ananda. 

Untuk mengakses informasi seputar pergendongan ini kita bisa kunjungi laman facebook Indonesian Babywearers atau gabung dengan grupnya di sini


Bahkan komunitas gendong pun semakin berkembang, kini semakin banyak bermunculan komunitas regional di berbagai wilayah di Indonesia yang berafiliasi dengan IBW. Sehingga, kita bisa mengikuti rangkaian acara offline yang diselenggarakan oleh komunitas regional terdekat.

Cloth Diaper

Akibat maraknya isu lingkungan hidup yang semakin memprihatinkan, munculah berbagai aktivitas yang diklaim sebagai perilaku ramah lingkungan. Salah satunya adalah penggunaan Clodi yang sempat hits sekitar tahun 2015, sebagai pengganti pemakaian popok sekali pakai alias pospak. 

Bahkan sempat bermunculan popok kain berbagai merk lokal yang bersaing dengan merk premium, dengan kualitas yang worth it, sesuai dengan harganya yang dibandrol jauh di bawah harga clodi premium.

Ya, walaupun sepertinya gaungnya kini mulai melemah, euforia penggunaan clodi tidak sehits pada masanya.

Mungkin karena modal awal yang harus disiapkan lumayan bikin saldo rekening menipis, dan perawatan clodi yang agak ribet, banyak yang pada akhirnya kembali pada pospak.

Jika kamu tertarik untuk menggunakan clodi kepada buah hati tercinta, silakan menabung dari sekarang. Biar enggak kerasa banget bikin kantong bolong, beli clodinya secara bertahap. Misalnya, sisihkan tiap bulan anggaran untuk membeli 1 hingga 3 clodi setiap bulan, pada masa kehamilan.

Baca-baca juga informasi seputar clodi, bagaimana cara mencuci yang benar, bagaimana perawatanya, dan sebagainya. Ikuti komunitas pengguna clodi agar bisa mendapat sharing pengalaman dari pengguna lainnya.

Salah satu komunitas yang bisa kamu  ikuti di laman facebook adalah Komunitas Popok Kain.


Itulah tiga metode kekinian yang pernah hits berkaitan dengan proses pengasuhan ananda, semoga bisa menjadi referensi keluarga muda, saat mendampingi tumbuh kembang putra putrinya.

Ingat, pahami dulu cara kerjanya secara paripurna sebelum memutuskan sebagai praktisi. Karena hal apapun, jika kita tidak mengerjakannya sesuai dengan petunjuk, tentu manfaat optimal yang kita harapkan tidak akan bisa kita raih dengan sempurna.

Mari mencari tahu, sebelum memutuskan metode mana yang akan kita gunakan dalam mendampingi pertumbuhan ananda.

Entah metode kekinian maupun konvensional, masing-masing tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak ada yang benar-benar benar atau benar-benar salah, tetapi lebih kepada mana yang benar-benar kita butuhkan, atau pun sebaliknya. 


Semoga bermanfaat. 🙏

#nonfiksiOdop
#Day16

Terima kasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek saja. Ta