Langsung ke konten utama

LITERASI dan BERBAGI Bersama Rumbel Literasi IPCR dan Sejuta Cinta IPCR





1 September 2019, bertepatan dengan tahun baru Hijriyah, 1 Muharam 1441H, Rumbel Literasi Ibu Profesional Cirebon Raya bersama Divisi Sejuta Cinta IPCR menyelenggarakan kegiatan bertema Literacy and Empathy yang di laksanakan di Panti Asuhan Budhi Asih, Cirebon. 

  

Kegiatan tersebut merupakan agenda offline pertama Rumbel Literasi IPCR (yang boleh dikatakan masih seumur jagung). Walau demikian, acara berlangsung sangat 'meriah'. 

Tuan rumah begitu ramah dan memberi sambutan yang hangat. Para anak Panti pun terlihat begitu antusias menyimak kegiatan sharing literasi dan motivasi yang dibawakan oleh Kak Imam Muhammad Agung Fauzi, sebagai nara sumber. Beliau adalah seorang pemuda panutan, yang berlimpah prestasi, salah satunya, tercatat sebagai Duta Baca Kab. Kuningan 2017, dan runner up duta Perpustakaan Jabar.



Dengan pembawaannya yang menggebu, tuturnya mampu menghipnotis audiens untuk ikut bersemangat menyimak paparannya yang 'penuh gizi'.

Sayangnya, saya tidak bisa ikut melebur dalam atmosfer semangat itu, karena qodarullah, si anak gadis yang sedang dalam fase super aktif ini lebih membutuhkan kehadiran saya.

Namun, keceriaan di ruang sebelah tentu tak kalah seru. Walau tak bisa menyimak penuh kajian dari Kak Imam, tapi saya bisa menikmati aura kebahagiaan dan kepolosan khas anak-anak yang terpancar dari wajah-wajah para krucil yang asyik bermain dan berkesplorasi.

Mulai dari bermain ayunan dengan gaya super heboh, bermain dengan kelinci yang entah dari mana datangnya, bermain jungkit-jungkit, berlarian kesana kemari, menggunakan benda apapun yang ditemui sebagai media bermain.






Dunia anak memang sangat sederhana. Apapun bisa mereka sulap menjadi sesuatu yang mengasyikkan.

Setelah acara utama (sharing literasi dan motivasi) berakhir, tiba waktunya pada acara inti berikutnya, yaitu penyerahan sembako dan buku (dengan tema One Mother Shares One Book aka OMSOB) secara simbolis kepada salah satu perwakilan anak Panti. 


Tepuk tangan kembali bergemuruh. Aura bahagia tak berkurang walau acara sudah hampir menuju titik penghujung waktu. 

Kemeriahan ini dilengkapi dengan sesi pemotretan. Semua berkumpul, membentuk barisan, panitia, narasumber, tuan rumah dan anak panti saling merapat, saling berbagi tempat agar semua bisa masuk dalam satu frame.


Ya, setidaknya, suatu hari nanti, ketika kami kembali melihat potret ini, semangat literasi dan empati kembali memenuhi ruang hati kami. Bahwa literasi adalah sebuah rasa dimana empati menjadi bagian darinya. Dengan berliterasi, bukan hanya sekedar jalinan kata yang tertulis indah, namun bagaimana ia mampu menjelma tindakan nyata yang bisa membuat kita semakin peduli pada semesta: manusia, agama, negara, alam semesta dan seluruh penghuni jagat raya.

Tugas kita adalah menjaga keseimbangan, keteraturan, dan keberlangsungan kehidupan sebagaimana Tuhan telah mengembankan amanah itu pada setiap pundak insan. 

Apapun peran kita. Apapun pekerjaan kita. Apapun status sosial kita. Semua memiliki tugas yang sama. Memantaskan diri untuk berkontribusi pada kebaikan dunia dan akhirat. Mengoptimalkan potensi diri, sekecil apapun itu, demi kemanfaatan yang optimal.

Karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang mampu memberikan kemanfaatan kepada semesta raya. Tidak harus sesuatu yang luar biasa. Walau sederhana, jika sampai ke jiwa, insyaAllah akan berdampak istimewa.

Ya, dari Rumbel Literasi IPCR ini saya kembali belajar. Literasi tidak sebatas menulis dan membaca, menghasilkan karya sastra, menembus media masa, menerbitkan buku yang dikenal hingga dunia. Namun lebih dari itu, Literasi mengajarkan kita juga tentang peduli, tentang berbagi, tentang berkontribusi dalam kebaikan. Literasi adalah rasa. Literasi adalah cara kita memuliakan diri dengan berlomba-lomba  memberikan manfaat terbaik kepada semesta raya.

*sumber foto: milik pribadi dan dari WAG IPCR

#OdopBersamaEstrilook
#Day3



#literacyNemphaty
#ibumelekliterasi
#rumbelliterasiIPCR
#rumbelliterasi
#ibuprofesional
#ibuprofesionalcirebonraya
#IPCR

Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

Resep Praktis Membuat Ebi Furai

Alhamdulillah , masa-masa krisis pada proses penyapihan telah usai. Setelah sekitar semingguan dibikin cemas, sedih sekaligus galau karena anak gadis kelihatan semakin layu setiap hari akibat sakit dalam masa penyapihan, kini ibu bisa bernapas lega. Setelah keluar dari badai kegalauan, akhirnya masa 'panen' pun tiba. Kini ibu bisa dengan tenang mengantar anak gadis tidur siang dan malam tanpa rengekan. Kalau sudah terlihat terkantuk-kantuk, cukup diboyong ke tempat tidur, dengan sedikit diayun-ayun dulu sebentar dalam gendongan, dan kemudian anak gadis pun segera terlelap dengan nyaman.  Masya Allah, tabarakallah. Nah, selepas masa 'mogok' makan berakhir, terbitlah masa mulai doyan makan.  Kebetulan duo krucil ini lagi gemar sekali makan udang balut tepung roti, alias ebi furai.  Jadi, ibu manfaatkan saja peluang ini sebelum mood makan mereka kembali surut. Paling tidak, seminggu tiga kali mungkin ya ibu bergulat dengan perudangan akhir-