Hmm...
Mau 'numpang' curhat lagi, deh...
Jika tidak keberatan boleh dibaca sampai akhir.
Jika keberatan, boleh di skip saja... 🙏😁
Bismillahirrohmaanirrohiim...
Akhir-akhir ini, sedang marak digaungkan perihal ramah lingkungan. Ini kaitannya dengan kepedulian kita terhadap kelestarian alam. Bagaimana bentuk tanggung jawab kita terhadap bumi.
Ada beberapa upaya yang menjadi bagian dari ikhtiar saya terkait ramah lingkungan. Salah satunya adalah penggunaan clodi alias clothes diaper, sebagai pengganti diaper sekali pakai pada anak sulung saya.
Alhamdulillah, kami bisa bertahan selama kurang lebih 2,5 tahun bebas diaper sekali pakai.
Namun, seiring berjalannya waktu, saya pun menyerah.
Pertama, ukuran clodi sudah tidak fit dengan tubuh ananda.
Kedua, proses perawatan clodi yang kami lakukan tidak berjalan baik, sehingga, clodi yang sedianya bisa diwariskan kepada putri kedua kami, hanya bisa dipakai beberapa kali, sebelum akhirnya disimpan karena sudah tidak lagi nyaman digunakan.
Ketiga, ada ganjalan dalam batin saya, ketika clodi mengusung tema ramah lingkungan, namun pada praktiknya, proses mencuci clodi ini membutuhkan air yang banyak agar bau pesing dan sisa kotoran yang menempel bisa sempurna terlepas.
Maka saya jadi berpikir, apakah penggunaan clodi justru menjadikan penggunaan air semakin boros?
Alhasil, kami kembali kepada penggunaan pospak. 😢😭
Sedih rasanya, kembali menyumbangkan sampah yang tidak ramah lingkungan.
Namun, untuk mengulangi lagi pada fase pertama, yaitu mengoleksi clodi mulai dari nol, rasanya sungguh berat.
Apalagi penggunaan clodi untuk saat ini sudah berkurang gaungnya, yang berpengaruh pada ketersediaan pelapak clodi yang semakin menyusut.
Jadi, berburu clodi pun sudah tidak semudah dahulu.
Hanya orang-orang yang benar-benar punya tekad kuatlah yang bisa bertahan dalam jalan baik ini. Dan saya, bukan salah satunya. 😭
Ternyata, butuh kekuatan hati yang super tangguh untuk tetap setia dengan clodi.
Salah dua yang coba saya terapkan, dalam rangka ikut serta mendukung gerakan ramah lingkungan, atau zerowaste adalah dengan mendaur ulang.
Ya, hampir setiap hari, kerjaan saya adalah 'menumpuk' sampah kardus.
Rencananya si kardus ini mau 'disulap' menjadi mainan. Namun, lagi lagi hanya wacana. Pada kenyataannya, yang berhasil di daur ulang masih hitungan jari.
Beberapa mainan yang berhasil kami hasilkan dari limbah kardus adalah, puzzle tetris, puzzle sembilan kotak, SPL ala ala, timbangan, dan ... apalagi ya? 🤭
Bagiamana cara membuatnya?
Banyak kok tutorial yang bisa kita akses via internet, tinggal masukan kata kuncinya saja.
Nah ... jadi, perihal ramah lingkungan ini masih menjadi PR besar untuk saya.
Namun, saya tidak menyerah, walaupun sejauh ini, mungkin ikhtiar saya masih sangat minimalis.
Salah satu hal kecil yang bisa berdampak besar yang coba saya tanamkan pada kedua ananda adalah tentang kepedulian terhadap lingkungan, melalui seruan untuk selalu membuang sampah pada tempatnya.
Semoga, langkah kecil kami bisa memberi dampak yang baik, walau sedikit. Dan kelak, impian kami untuk lebih peduli terhadap lingkungan bisa mewujud nyata, dan kelak bisa mengamalkan pola hidup zerowaste secara totalitas.
Semoga mestakung.
Semoga dimudahkan.
Semoga dibulatkan tekad, dan dimampukan untuk menjaga komitmen dan senantiasa konsisten dalam kebaikan.
Allahumma aamiin.
Komentar
Posting Komentar