Desau angin seolah membisik tepat di lubang telinga Manik. Seketika ia terperanjat, terbangun dari lelap tidurnya. Matanya kembali mengerjap cepat, seiring sensasi dingin yang menjalari hingga kuduk. Manik bergidik. Ada yang berbeda malam ini. Tapi, entah apa.
Manik hanya menduga, aura di sekelilingnya seketika terasa begitu magis. Seolah ia berada di dunia yang berbeda.
Ia menatap sekeliling kamar. Tidak ada yang berbeda.
Dindingnya masih berwarna merah muda, warna kesukaannya. Ada poster huruf alfabet dan tabel perkalian menempel di sana. Meja belajar masih tetap berada di pojok dekat jendela, dengan deretan buku yang berjejer rapi di rak paling bawah. Tempat pensil terletak di rak atas, beserta frame foto yang berisi gambar dirinya dengan seluruh anggota keluarga: Ayah, Ibu, dan Ziko, adiknya.
Satu buku tampak terbuka pada halaman 9, di atas meja. Samar ia melihat kolase foto beberapa serangga dengan penjelasan singkat di bawahnya.
Namun, hey... apakah bukunya bersinar???
Gadis 11 tahun itu mengucek matanya yang belok, kemudian kembali menatap ke arah buku dengan mata terbelalak.
"Apa itu?"
Perlahan Manik beranjak dari ranjangnya, berjalan pelan menuju buku yang terbuka di atas meja.
Benarkah apa yang ia lihat? Sungguh aneh.
Manik memberanikan diri untuk menyentuhkan jemarinya yang gemetar di atas permukaan buku yang semakin bersinar terang.
Seketika, tubuhnya kaku, ia tak bisa bergerak. Hanya rasa panas yang seolah menjalari tubuhnya, mulai dari jemari hingga ujung kaki. Dan, dalam hitungan detik tubuhnya seolah tersedot ke dalam lubang gelap yang dalam.
"Aaaargh!!!!" Manik menjerit sekuatnya, tubuhnya terus meluncur cepat dalam lorong gelap yang sempit. Dadanya terasa sesak. Mulutnya terbuka, lidahnya bergetar, namun tak ada suara yang keluar.
Manik menutup mata, berharap ketakutan ini akan segera berakhir.
Hening. Sunyi. Hampa. Telinganya masih terasa pengang. Ia tak bisa mendengar apapun.
Semilir angin sejuk menerpa rambut panjang sebahunya yang tergerai. Manik sudah keluar dari lorong gelap. Ia bernafas lega. Perlahan matanya membuka.
"Aduh!" Ia meringis pelan, menyentuh pergelangan tangan yang terasa sakit.
Ia mencoba bangkit berdiri. Namun usahanya sia-sia. Manik masih merasa lemas. Sekujur tubuhnya terasa ngilu. Terdapat luka goresan yang meninggalkan jejak darah mengering di telapak tangannya. Mungkin ia terluka saat tangannya tak sengaja membentur kerikil tajam saat keluar dari lorong.
Manik terduduk lesu. Ia menatap sekeliling. Hamparan rumput menghijau membentang luas. Bunga-bunga tampak bermekaran. Deru suara air terjun samar terdengar. Sungguh indah.
Namun ada yang janggal.
"Tempat apa ini?" Ia membatin. Takjub, bingung sekaligus takut.
"Apakah aku tersedot ke dalam buku?" ucapnya lirih. Mata Manik mulai berkaca.
"Ayah, Ibu ... tolong Manik ...."
*Picture credit by pixabay
#ODOPbatch7
#Tantangan8
#Cerbung
Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊
Sipp
BalasHapusThank you, Ayah Jessi 🙏
HapusBagus ini, petualangan anak ��
BalasHapusMaunya sih begitu, mba Re, tapi... belum ada wangsit untuk kelanjutannya ini... 🙈
Hapuskalau PiJe yang bercerita beda ya. hehe. eh ini ada lanjutannya kan Teh?
BalasHapusSetiap penulis punya 'karakter' yang unik, Kang. Itulah mengapa hasil tulisan tiap penulis pun pasti beragam, walau dengan ide dan tema yang serupa. 😁
HapusHm.... lanjutin jangan, ya... maunya sih lanjut, tapi... emm... mau, bantu? *eh 🤭
Bacanya bikin nagih
BalasHapusKayak makan kuaci, ya, Mbak Lusi.... *eh 🤭
HapusManik... Bikin penasaran saja, Mba Lee :"
BalasHapusNah itu, saya pun penasaran... (belum kepikiran bikin lanjutannya gimana ini teh... 🙈)
HapusImajinasi ku mulai melayang jauh... Ah rasanya ngilu juga
BalasHapusMaaf ya, sudah bikin Kang Sule ngilu... *eh 🤭
HapusSemakin seru kakak, ceritanya inspirasi sekali
BalasHapus#semangat
Ah emang kalo penulis yg cerita mah. Kerennn....
HapusJadi petualangan ini ceritanya yaa
BalasHapusbaguuuus ide ceritanyaaa :)
BalasHapusmampir ke blo ku jg yah, jangan lupa difollow hhehehe
Aku selalu kagum dengan penulis fantasy. Ditunggu kelanjutannya, mbak...
BalasHapus