![]() |
Pict by Pixabay |
Kalau bicara tentang perempuan pasti seru ya, terutama seorang ibu. Karena perempuan itu cenderung melebihkan segala hal.
Perbedaan metode parenting, profesi, cara melahirkan, menggendong, MPASI, penggunaan diaper, bisa menjadi perdebatan panjang. Bahkan perbedaan cara memakan bubur ayam pun bisa menjadi dua kubu, tim diaduk atau tim tidak di aduk.
Sekilas terlihat lucu, ya?
Sekilas terlihat lucu, ya?
Yang pro dan kontra saling melempar argumentasi yang mendukung pendapatnya.
Padahal, mau di sisi mana pun kita berada, selama apa yang kita lakukan tidak melanggar aturan dan tuntunan agama, maka sah-sah saja, bukan?
Ya, kalau kita mau membawa santai kayak di pantai (eh 🤭), kita tentu tidak akan mudah terprovokasi untuk saling menghujat atau saling menyinyiri.
Karena perbedaan itu justru semakin memberi warna. Dan, setiap pilihan tentu memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-masing. Tinggal disesuaikan dengan kebutuhan kita masing-masing.
Boleh jadi metode yang satu bisa cocok untuk si A, namun tidak berlaku buat si B.
Karena akan banyak faktor yang mempengaruhi dan melatarbelakangi, mengapa kita memilih ini, bukan itu.
Nah, maka dari itu, kita saling menghargai dan menghormati saja keputusan masing-masing, ya.
Mau A atau B, bahkan Z sekalipun, selama tidak melanggar aturan dan norma yang berlaku, bukanlah hal yang patut diperdebatkan.
Justru dengan banyaknya perbedaan pandangan, pikiran kita menjadi lebih terbuka dan wawasan kita pun semakin bertambah. Banyak hal baru yang bisa kita ATM (amati, tiru, modifikasi) sesuai dengan kebutuhan.
Karena, apa pun, selagi bukan hukum pasti dari ajaran agama, masih bisa kita luaskan maknanya, dibedah lagi kebenarannya, atau diriset kembali untuk lebih dikembangkan dan diperbaharui sesuai perkembangan zaman.
Nah, tugas kita adalah menelaah, mengkaji dan mengamati dengan lebih teliti dan bijak. Tidak asal mengikuti, tetapi juga tidak serta merta mutlak menolak.
Jika pun kita sudah memiliki pilihan yang paling tepat, tidak ada salahnya untuk menghormati dan menghargai pilihan orang lain yang mungkin berbeda dengan kita.
Ya, pokoknya, selama kita hidup di dunia, tugas kita memang mencerna kalimat, fenomena dan kisah hidup yang kita lalui, untuk kemudian diambil hikmahnya.
Bukankah kita telah dianugerahi akal, sebagai pembeda antara manusia dan binatang, yang dengannya, manusia menjadi makhluk yang mulia?
Ilmu yang kita punya, sudah sepantasnya menjadikan kita lebih bermartabat, bukan?
Bukan semata-mata digunakan sebagai senjata untuk menyerang orang lain. Bukan semata-mata untuk 'show off' pada seluruh penduduk jagat semesta raya. Bukan semata-mata untuk mengumpulkan sebanyak mungkin pemuja. Bukan semata-mata untuk merendahkan orang lain. Bukan semata-mata sebagai ambisi untuk meraup sebanyak mungkin harta dan tahta.
Ilmu adalah cahaya kehidupan, yang seharusnya memberi penerangan dan pencerahan bagi manusia, agar langkahnya tidak tersesat dan kehilangan arah.
Dengan ilmu, seharusnya manusia semakin menyadari kebesaran Tuhan. Dengan ilmu semestinya manusia semakin taat dan beriman. Dengan ilmu seyogyanya manusia semakin bijak dan bermartabat. Dengan ilmu semoga hati kita semakin terbuka, untuk teguh di jalan-Nya, dalam langkah-langkah yang mendekatkan pada-Nya, bukan sebaliknya.
Nah, maka dari itu, nikmatilah segala perbedaan dengan pikiran terbuka.
Apa yang dirasa tidak cocok untuk kita, tinggalkan saja, jangan didebatkan. Apa yang bermanfaat untuk kita, ambillah sebagai pelajaran. Apapun yang menjadi pilihan kita, hormatilah segala perbedaan.
Baiklah, sebelum pembahasan kita (eh saya maksudnya 🤭) semakin melebar, saya tutup saja sampai di sini.
Sekian dan terima kasih.
Wallahu a'lam bishawab.
Semoga bermanfaat. 🙏
#ODOPbersamaEstrilook
#Day27
Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊
Komentar
Posting Komentar