Ketika kita hanya fokus pada kesalahan orang lain, kita terlupa untuk berinstrospeksi diri.
Ketika kita fokus untuk mengubah orang lain, kita terlupa untuk memperbaiki diri.
Ketika kita sibuk mencari kesalahan orang lain, kita lupa mengapresiasi sisi positif yang ada padanya.
Ketika kita terlalu fokus mengeluhkan kekurangan orang lain, kita terlupa untuk mensyukuri kebaikan yang pernah ia berikan.
Ya, adakalanya kita lebih cenderung mengingat 'keburukan' orang lain, apalagi jika itu benar-benar melukai hati. Manusiawi memang. Tetapi, jangan sampai kekecewaan kita pada seseorang membuat kita menjadi merasa "berhak" untuk berlaku hal yang sama. Menjadikan kita pada akhirnya berperilaku serupa dengan apa yang seseorang lakukan tersebut.
Jadi, apa bedanya kita dan mereka?
Jika kamu merasa terluka setelah dikecewakan, mengapa kamu justru melakukan "pengulangan" cerita dimana kini kamulah yang menjadi subjek pelakunya.
Bukankah seharusnya, kelukaan membuat kamu menjadi semakin berempati?
Kamu tahu rasanya disakiti, dan kamu bertekad untuk tidak melakukan hal serupa pada orang lain.
Allah tidak menakdirkan kisah hidup seseorang hanya untuk kesia siaan. Pasti àda hikmah besar yang Dia sisipkan dalam setiap liku kehidupan.
Karena seringkali justru 'ketidakberdayaan' membuat kita semakin yakin dan pasrah untuk 'menggantungkan' dan 'berharap' hanya pada 'kekuatan'-Nya.
Ya, jika saat berjaya seringkali kita jumawa, hingga melupa, bahwa dalam setiap keberhasilan yang kita tuai, bukan semata karena kita bisa.
Tetapi justru ketika kita terpuruk dan merasa tak punya kuasa, kepasrahan justru semakin mendekatkan kita pada Nya.
Tidak mudah memang merelakan rasa sakit melebur dalam kemaafan yang tulus, namun tetap harus diupayakan, sekecil apapun peluang untuk membersihkan hati dari kebencian, maka itu layak untuk diperjuangkan.
Karena bukankah Allah menjanjikan balasan lebih baik bagi siapa saja yang ketika tersakiti dan mampu membalas dengan setimpal justru memilih jalan untuk memberi kemaafan?
Walau tidak mudah, mari terus berjuang, kembali fokuskan hati kita untuk melihat lebih dalam dari sudut pandang yang lebih positif.
Semoga Allah selalu menjaga hati kita tetap lapang, dan memberi kemudahan untuk 'melupakan' rasa kecewa di hati, dan menggantinya dengan 'kemaafan' setulus hati.
Allahumma aamiin.
*Repost dari sini
Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊
Komentar
Posting Komentar