Langsung ke konten utama

Kenorakan yang Hakiki

Tulisan saya di rubrik Ah Tenane! Solopos

Bilang saja saya norak. Tak mengapa. Mungkin memang norak ya, karya tak seberapa udah koar koar bangga. Hihi... 🤭

Namanya juga pertama kali. Mohon dimaklumi. Ye, kan? *nyari dukungan* 😅

Yang pertama kali kan memang biasanya penuh kesan.
Walau pengalaman pertama tentu bukan yang paling sempurna.
Karena pertama kali berarti masih dalam proses belajar.

Untuk melengkapi kebahagiaan, saya mau sharing juga tentang komunitas yang sudah "membuat" saya sejauh ini.

Ya, the best ever, Komunitas One Day One Post, yang saat ini diketuai oleh mas Suden Basayev 👏👏👏

Jadi setelah digodog sekitar dua bulan di kelas odop, sebulan di kelas fiksi/non fiksi, kita resmi menjadi bagian dari keluarga besar ODOP.

Enggak rugi deh gabung disini. Ilmunya kece, dan yang lebih berpengalaman pun tak pelit berbagi ilmu dan menyemangati kami yang masih newbie.

Lebih kece lagi, program di ODOP ini berkesinambungan. Jadi, setelah kelas intensif, kita nggak dibiarkan leha leha.

Ada banyak program yang membuat kita tetap konsisten dan bersemangat untuk menulis.

Satu diantaranya yang pernah dan masih saya ikuti adalah OTM (ODOP Tembus Media), yang mewadahi para anggotanya untuk berani show off ke berbagai media masa, baik daring maupun luring.

"Menonton bioskop" ini adalah salah satu tugas di OTM yang saya kirimkan ke Solopos pada tanggal 19 Maret 2019 dan qodarullah bisa dimuat pada Harian Solopos rubrik Ah Tenane! periode 27 April 2019.

Ya, ternyata lingkungan sangat memiliki pengaruh dalam setiap upaya dan langkah yang kita pilih, untuk terus mencoba atau menyerah saja. Karena dalam lingkungan yang kondusif, semangat kita tentu akan jauh lebih mudah terbangun. Terlebih jika kita dibekali ilmu yang memadai, tentu mimpi menjadi semakin terasa dekat untuk di wujudkan.

Kuncinya adalah konsisten dan terus belajar.
Karena katanya kita harus siap menghabiskan jatah gagal dahulu sebelum sukses terkepal di genggaman. 😁

(Ya, dan saya jadi malu, karena sampai tulisan ini di posting, tugas OTM April saya belum juga terpenuhi. 🤭)

Semoga, kabar baik ini, kembali menguatkan saya untuk belajar lagi, walaupun mungkin keberuntungan seperti ini tidak akan datang dalam waktu dekat...

Pokoknya, yang punya passion menulis, kepoin terus page Komunitas ODOP ya, jangan sia siakan kesempatan untuk belajar saat oprec (open recruitmen) dibuka ya. Dijamin nggak bakal nyesel deh... 

Atau bisa juga ikutan program RWC yang akan dimulai Ramadhan ini sebagai pemansan. Silakan klik di sini.

Kuy meluncur ke page-nya di instagram atau di facebook.

Selamat kepoin. 😊

Semangat! 💪

Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek ...

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo ...

Musik Klasik versus Musik Tradisional

Judul film: Our Shinning Days (2017) Cast: Xu Lu (Chen Zing) Peng Yuchang (Li you) Luo Mingjie (Wang Wen) Asal film: China Genre: comedy romance Durasi: 103 menit Beberapa bulan ke belakang, di  newsfeed akun facebook  saya muncul cuplikan sebuah film yang membuat jari saya tak kuasa menolak menekan tombol play . Benar kan, adegan yang terlihat kemudian membuat saya betah menonton sampai akhir. Menarik. Kata pertama yang terlintas di kepala. Sayangnya, saat itu saya tidak menemukan informasi lebih lanjut apa gerangan judul film tersebut. Ajaibnya, semalam, ketika iseng berselancar di platform youtube , tampaklah satu  channel yang mempost sebuah film drama asia berjudul " Our shinning days" yang ternyata adalah versi full dari cuplikan adegan film di facebook. Kebetulan lagi di kelas fiksi odop ada tugas me review film, pucuk dicinta ulam pun tiba.  Film ini bergenre comedy romance. Berlatar...