Langsung ke konten utama

[Puisi] Menikmati Proses



Mulai dari mana?
Mulai saja dari niat
Kuatkan dengan tekad
Penuhi dengan mimpi
Sempurnakan dengan kesungguhan

Ya, kesungguhan berarti tindakan
Bukan sekedar wacana
Tidak hanya sebatas kata
Yang tak jua mewujud nyata

Percayalah!
Ketika azam terucap dalam doa dan upaya
Semua pasti terbayar sempurna

Mungkin tidak sekonyong konyong menjadi ternama
Hanya langkah kecil yang membuka pintu berikutnya

Namun bagi sesorang yang bukan siapa siapa
Walau baru memasuki pintu pertama
Adalah sesuatu yang membuat bangga sekaligus bahagia

Ya, tak mengapa
Jika karya kita belum seberapa
Jika hanya kita sendiri yang menikmatinya

Setidaknya, kita sudah berusaha
Mengisi hari dengan sesuatu yang berharga
Bukan sekedar berlalu begitu saja

Karena di hadapan-Nya
Yang dinilai bukanlah hasil semata
Namun sekecil apapun usaha
Selama tidak berbenturan dengan aturan-Nya
Dia akan mengganjar dengan sempurna

Yakinlah
Langkah kecilmu tak akan sia sia
Jagalah ia tetap di jalurnya
Jangan pernah berhenti 
Lakukan lakukan lakukan
Hingga kelak lelahmu menjadi prestasi

Bukankah untuk menuju puncak, kau harus melewati lembah
Hanya demi melihat pemandangan indah?
Karena bentangan alam selalu terlihat menakjubkan ketika dari ketinggian
Walau nyatanya yang kita lihat indah justru adalah pemandangan lembah juga

Ya, begitu pula puncak kesuksesan
Ketika proses adalah lembah
Maka yang kita lihat indah ketika di ketinggian justru adalah prosesnya
Yang terasa berat saat dijalani
Karena terjal
Karena penuh batu sandungan
Namun saat kita lihat dari ketinggian
Ia menjelma pemandangan yang menakjubkan

Maka, nikmatilah prosesnya
Kelak proses itulah yang akan terlihat indah
Saat engkau memandangnya kembali dari puncak ketinggian


*30DJ2


Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

Resep Praktis Membuat Ebi Furai

Alhamdulillah , masa-masa krisis pada proses penyapihan telah usai. Setelah sekitar semingguan dibikin cemas, sedih sekaligus galau karena anak gadis kelihatan semakin layu setiap hari akibat sakit dalam masa penyapihan, kini ibu bisa bernapas lega. Setelah keluar dari badai kegalauan, akhirnya masa 'panen' pun tiba. Kini ibu bisa dengan tenang mengantar anak gadis tidur siang dan malam tanpa rengekan. Kalau sudah terlihat terkantuk-kantuk, cukup diboyong ke tempat tidur, dengan sedikit diayun-ayun dulu sebentar dalam gendongan, dan kemudian anak gadis pun segera terlelap dengan nyaman.  Masya Allah, tabarakallah. Nah, selepas masa 'mogok' makan berakhir, terbitlah masa mulai doyan makan.  Kebetulan duo krucil ini lagi gemar sekali makan udang balut tepung roti, alias ebi furai.  Jadi, ibu manfaatkan saja peluang ini sebelum mood makan mereka kembali surut. Paling tidak, seminggu tiga kali mungkin ya ibu bergulat dengan perudangan akhir-