Langsung ke konten utama

Kudeta Mekkah: Sebuah Peristiwa Sejarah yang Tersembunyi




Pada Reading Challenge ODOP level tiga ini, kami diminta untuk membaca buku non fiksi bergenre sejarah. Kemudian diminta untuk mengulas dan menuangkan apa dan bagaimana isi buku tersebut setelah selesai dibaca hingga akhir halaman.

Nah, buku yang saya pilih berjudul Kudeta Mekkah, Sejarah Yang Tak Terkuak, karya Yaroslav Trofimov, seorang koresponden Wall Street Journal sejak 1999, kelahiran Kiev, Ukraina pada tahun 1969 yang menghabiskan masa kecilnya di Madagaskar, Afrika.

Seperti kebanyakan buku sejarah, sajian di dalamnya mengandung unsur waktu, tempat dan tokoh nyata. Yang mana, selalu dengan jumlah yang tak terhitung jari. Adakalanya saya pusing sendiri mengurutkan kejadian demi kejadian, atau mengaitkan tokoh satu dan lainnya hingga mengingat dengan benar dimana saja peristiwa itu berlangsung.

Ternyata membaca buku sejarah itu sungguh sangat membutuhkan effort yang luar biasa, lumayan bikin ngos ngosan. 

Jika bukan karena "tugas", mungkin saya sudah menyerah hanya setelah menyelesaikan beberapa halaman saja.

Sebenarnya saya pun belum membacanya sampai akhir, masih menyisakan seratus an lebih halaman lagi. (Yang harus dituntaskan sebelum deadline, sekitar 2 harian lagi)

Namun secara garis besar, selepas membaca buku tersebut, kesimpulan yang bisa diambil adalah buku tersebut menceritakan tentang peristiwa penting yang berusaha ditutupi pemerintah Saudi. Yang oleh penulis (berdasarkan riset yang dilakukan dalam penyusunan buku ini) diklaim sebagai tombak awal yang memicu terjadinya peristiwa peristiwa penting lainnya di kemudian hari. Seperti peristiwa 11 September dan munculnya gerakan jaringan Alqaeda. (Atau mungkin ini hanya pendapat subjektif penulisnya saja?? 🤔)

Buku ini sebenarnya menceritakan tentang satu peristiwa utama, yaitu pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok Juhaiman, yang mengklaim telah menemukan sosok Imam Mahdi dan meminta seluruh umat Islam membaiat, yang dilakukan di dalam Masjidil Haram.

Yang didaulat sebagai Imam Mahdi adalah seorang mahasiswa bernama Muhammad Abdullah, yang dikatakan memiliki ciri ciri yang cocok seperti yang digambarkan dalam hadist Rasulullah SAW.

Tujuan pemberontakan ini adalah ingin mengembalikan kehidupan masyarakat Arab sesuai aturan Islam, karena mereka menilai kehidupan masyarakat Arab kala itu mulai menyimpang dengan adanya "bauran" budaya barat yang sudah menjangkit masyarakat Arab yang rentan membuat masyarakat semakin menjauh dari jalan yang sesuai dengan budaya/ hukum hukum Islam.

Terlebih lagi pihak pemerintahan Saudi yang terlihat semakin cinta dunia, dan tidak memihak kepada rakyat.

Maka, pihak pemberontak, menginginkan kehidupan masyarakat kembali "diluruskan".

Dikatakan bahwa Juhaiman dulunya adalah salah satu "pengagum dan pendukung" Ikhwanul Muslimin, yang mengusung penerapan kehidupan duniawi sesuai sunnah Nabi. Bahwa penyimpangan perilaku masyarakat kala itu yang mulai mengadaptasi gaya hidup barat, adalah sebuah dosa besar.

Dari peristiwa tersebut, penulis merunutkannya mulai dari latar belakang terjadinya peristiwa itu, pengenalan tokoh tokoh utama dalam pemberontakan, "pembohongan pembohongan" yang dilakukan oleh pemerintah Saudi terkait peristiwa tersebut, hingga beberapa peristiwa yang diduga kuat terjadi sebagai efek dari peristiwa besar tersebut.

Beberapa isu yang dikaitkan dengan peristiwa tersebut adalah tentang perselisihan syiah sunny, dengan tokoh utama seorang pemimpin pergerakan Syiah, Khumaini dan tentang arogansi negara adidaya Amerika Serikat yang diduga ingin menguasai kekayaan minyak bumi yang dimiliki negara Islam tersebut, dengan penggambaran berbagai peristiwa penolakan terhadap Amerika di beberapa negara Islam.

Menurut penulis, peristiwa yang terjadi di Mekkah tersebut, sudah dipropagandakan oleh "pemerintah" Arab Saudi kala itu.

Cerita yang beredar selama ini hanyalah cerita rekaan Kerajaan Arab Saudi yang menutupi kisah sebenarnya, karena ingin mempertahankan "gengsi" di mata dunia.

Maka, penulis mencoba menguak dan memaparkan kisah yang sebenarnya.

Penulis mengisahkan peristiwa bersejarah di kota Mekkah itu, dengan menempatkan seorang pimpinan pemberontak itu, Juhaiman, sebagai tokoh utama.

Ia menceritakan tentang sejarah singkat sang tokoh utama, dan bagaimana keterkaitan masa lalu itu dengan aksi pemberontakannya kemudian.

Mereka menduduki Masjid Mekkah selama berhari hari, dengan tujuan untuk membaiat Muhammad Abdullah yang diyakini sebagai Imam Mahdi.

Namun selama peristiwa itu berlangsung, pemerintah Arab Saudi langsung melakukan tindakan memutuskan komunikasi dengan dunia luar. Mereka tak ingin peristiwa "memalukan" itu diketahui oleh dunia.

Hingga bermunculanlah spekulasi spekulasi yang berkelindan di langit Mekkah.

Ada yang mengaitkan dengan  kelompok Khumaini, pepimpin gerakan Syiah di Iran. Ada pula yang menyimpulkan petistiwa ini di tunggangi oleh negara AS.

Bagaimana penyajian kisah dalam buku ini.

Gaya penuturan dalam buku ini sebenarnya cukup renyah, dituturkan dengan pov ke tiga, berdasarkan cerita dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut.

Hanya karena terlalu banyak tahun, tempat dan nama tokoh, sehingga terasa membingungkan. Ditambah lagi membacanya dalam kondisi "penuh tekanan", sangat sulit untuk mencermati dengan perlahan, karena suka tidak suka, kita wajib menyelesaikan membaca hingga waktu yang telah ditetapkan.

Jadi, membacanyapun hanya sekilas saja, membaca cepat demi terpenuhi maksimal 30 halaman per hari.

Selanjutnya, bagaimana pendapat saya tentang isi buku ini? Apakah ada keserupaan kisah yang sebelumnya pernah saya baca dengan sudut pandang yang berbeda?

Jujur, saya bukan tipe pembaca buku sejarah. Saya lebih cenderung suka membaca buku buku yang ringan saja, yang tidak terlalu membuat mikir keras, apalagi mesti menyambungkan kisah satu dengan lainnya, mengingat begitu banyak tempat dan tahun, hingga menganalisis keterkaitan antar tokoh satu dengan yang lainnya. Apalagi sejarah negeri lain yang tentu saja nama tokohnya pun tidak terlalu familier di telinga kita.

Jadi, membaca buku ini cukup membuat saya pening berkali kali.

Karena saya tidak terlalu suka membaca buku sejarah, maka, selain cerita sejarah yang pernah saya baca waktu duduk di bangku sekolahan, tak banyak buku lainnya yang pernah saya baca. Dan buku yang saya baca ini adalah salah satu buku sejarah yang baru saya ketahui kisahnya.

Sebelumnya tidak ada buku dengan kisah serupa yang telah saya baca.

Maka, saya tak bisa membandingkan atau menilai "kemurnian" dan "kebenaran" kisah yang disajikan dalam buku tersebut.

Hanya saja, pada halaman akhir disajikan pula "bukti" keotentikan kisah kisah yang dituliskan sebagai referensi atau acuan seberapa besar nilai kemurnian kisah yang dipaparkan. Ada beberapa kisah yang memang langsung dikisahkan oleh beberapa narasumber yang terkait dan menyaksikan atau mengalami langsung peristiwa tersebut.


Catatan

Demikian kesimpulan yang bisa saya tuliskan tentang buku sejarah yang saya baca pada RCO kali ini, mohon maaf jika ternyata saya keliru dalam menyimpulkan apa yang terkandung dalam buku tersebut.

Membaca buku ini cukup menguras otak. Pada beberapa bagian bahkan cukup membuat kepala pening, karena terlalu banyak tahun, tempat dan tokoh tokoh yang disebutkan terkait peristiwa menggemparkan di dunia Arab tersebut.

Entah karena memang saya tidak terlalu antusias dengan buku buku sejarah, sehingga untuk saya pribadi, menganalisis dan menilai buku ini terasa begitu kesulitan.

Alhasil, mungkin saja, apa yang saya "rangkumkan" ini bukan merupakan kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan. Mohon dimaafkan. 🙏




#ReadingChallengeOdop
#RCOlevel3
#RCOlevel3tantangan1
#KomunitasOneDayOnePost

Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

  1. Bukunya berat tapi sepertinya menarik nih

    BalasHapus
  2. Wah ini informasi baru buat saya ternyata semua negara itu melakukan propaganda ga terkecuali Arab Saudi. Ini sangat menarik karena berkkaitan dengan Islam, memang cukip membingungkan juga antara riset atau sudut pandang penulis semata, hahaha, bisa aja kan buku ini juga bagian dari propaganda...

    Harus diakui membaca buku sejarah memang berat dan menguras otak,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek saja. Ta