Judul buku: Little Women
Author: Louisa May Alcott
Penerjemah: Utti Setiawati
Tebal: 436 halaman
ISBN: 9786029225761
Penerbit: Qanita
Little Women adalah sebuah novel karya Louissa May Alcott, seorang penulis yang lahir di Germantown, Pennsylvania pada 29 November 1832.
Tokoh Jo March pada novel tersebut sangatlah mirip dengan karakternya yang tomboy semasa remaja. Seperti halnya Jo, ia pun memiliki tiga saudara perempuan.
Louissa telah menerbitkan lebih dari 30 karya semasa hidupnya. Ia meninggal pada 6 Maret 1888 dan dimakamkan di Sleepy Hollow, Concord.
Novel Little Women ini merupakan novel keluarga, yang berkisah tentang kehidupan bersahaja keluarga March.
Bagaimana peran seorang ibu ketika membersamai perjalanan dan petualangan ke empat gadisnya, ketika sang suami justru sedang bertugas membela negara di tempat yang jauh.
Ibu March yang tegar dan lembut sekaligus bijak telah berhasil menumbuhkan perilaku yang baik dan bermartabat pada keempat gadisnya.
Bet si lembut keibuan penyuka keanggunan, Jo si tomboy yang sastrawi, Beth si kalem yang suka musik, dan Amy si bungsu penyuka seni lukis.
Berbagai masalah dan kepiluan mereka tempuhi dengan perjuangan dan berurai air mata, namun pada akhirnya sang ibu yang bijak berhasil mendewasakan pikiran keempat gadisnya dengan petuah, kebijaksanaan dan cinta kasih tulus tanpa batas.
Keseruan kisah mereka semakin lengkap dengan kemunculan tokoh Tuan Laurance, tetangga kaya yang sudah tak muda lagi dan berwajah tegas namun berhati lembut dengan cucunya, Laurie, pemuda pemalu yang jail dan bisa diandalkan. Bibi March, yang jutek dan kolot. Mr. Broke guru privat Laurie yang gigih dan baik hati, dan Hannah pembantu keluarga March yang gesit dan bisa diandalkan.
Kisahnya sederhana, namun memiliki banyak kebijaksanaan yang penuh hikmah.
Membacanya seperti sedang menjelajahi dunia petuah. Ada saja hikmah yang bisa kita petik dalam setiap dialog dan kisah sederhananya.
Misalnya pada beberapa dialog berikut:
“Itu sangat wajar, dan tidak berbahaya, asal rasa suka itu tidak menjadi candu dan membuat seseorang melakukan hal bodoh atau tidak pantas. Belajarlah mengenal dan menghargai pujian yang memang pantas diterima, dan gugahlah perasaan kagum dari orang-orang hebat dengan bersikap rendah hati dan santun, Meg.” (halaman 183)
“Sebuah rencana cemerlang dapat menenangkan kita, ketika situasi berubah menjengkelkan atau menyedihkan.Ada banyak masa sulit dalam kehidupan kita, tapi kita pasti dapat menanggungnya kalau meminta bantuan dengan cara yang tepat. Ibu rasa gadis kecil ibu paham.” (halaman 373)
Namun pada beberapa bagian masih tertinggal beberapa kata berbahasa aslinya yang tidak diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yang cukup membuat dahi mengernyit, karena tak ada catatan kaki yang bisa menjelaskan apa maksud dari kata tersebut.
Misalnya pada dialog berikut:
“Das ist gut!” “Die Engel-kinder!” seru anak-anak malang itu sambil makan dan menghangatkan tangan ungu mereka dalam kobaran api yang nyaman. (halaman 35).
Selebihnya, buku ini cukup baik dan layak untuk dibaca sebagai bacaan ringan yang penuh gizi.
Selamat membaca.
#TugasResensiRCO
Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊
Aku belum pernah bikin resensi 😶
BalasHapusBagus nih bukunya
BalasHapusCovernya menarique.
BalasHapusWah, kalimat-kalimatnya menarik ya? Jadi ingin baca buku ini.
BalasHapushai mbak Lia... salam kenal..😊
BalasHapusPengen baca... eh tapi enaknya dibacain da... sampai nundutin 😊👍
BalasHapusKeren nih bukunya.
BalasHapusLittle women..., Membacanya seperti menjelajahi dunia petuah, membuat penasaran jd pengen baca juga mbal Lia
BalasHapusKalau baca resensi² gini jadi pengen ikutan baca bukunya😂
BalasHapusBacaan ringan yang penuh gizi, sepertnya boleh juga nih
BalasHapusTebalnyaaa
BalasHapusMembaca buku terjemahan menambah wawasan tentang budaya di luar sana
BalasHapusJadi penasaran. Bagus.
BalasHapus