Langsung ke konten utama

Berjuang Kembali Bersama SETIP

Sumber: Estrilook Community


Pejalanan menulis saya memang berawal dari instagram. 

Setelah "meniatkan" diri untuk rutin menulis setiap hari, tak dinyana, kesempatan demi kesempatan menulis silih berdatangan, hingga ketemulah dengan  si ODOP yang memaksa saya kembali menghidupkan blog yang sudah sekian purnama mati suri. 

Namun, setelah even berakhir, selesai pulalah kerutinan saya menghidupkan blog ini.

Blog kembali bersawang. 
Walau sebenarnya saya tidak berhenti menulis, saya tetap bersemangat mengikuti even menulis setiap hari.
Namun, tantangan menulis ini kebanyakan di adakan di instagram.

Jadi, blog pun kembali terbengkalai.
Syukurlah, setelah sekian lama, akhirnya menulis kembali di blog. 

Jujur, suka bingung sih mau nulis apa gitu, karena saya ini tipe orang yang harus "di push" dulu baru "terpaksa" bergerak.

Setelah sekian lama hanya wara-wiri di instagram (berhubung disana bertebaran challenge menulis yang bisa "memaksa" saya untuk tetap konsisten menulis setiap hari) akhirnya ketemu juga tantangan menulis di blog.

Namanya SETIP (SEMINGGU TIGA POSTINGAN). Event ini di selenggarakan oleh Estrilook Community. Sebuah tantangan untuk menulis di blog yang diposting setiap hari senin, rabu dan jumat, selama tiga bulan. Mantap gak tuh?

Setidaknya, dengan ikutan event ini, blog saya tak lagi bersawang, gak mati suri gitu.

Alhamdulillah, mulai merambah lagi dunia perblog an. Semoga saja bisa konsisten juga, supaya blog ini kembali "hidup" setelah beberapa minggu tak tersentuh.

Selain itu, dengan "keroyokan" harapannya sih semangat menulisnya kembali tergenjot, kemalasan yang sudah sekian lama bersarang di lubuk jiwa pun segera terhempas jauh.

Apalagi ngumpulnya sama para pakar perblogan nih. Wah, mudah mudahan bisa kecipratan kecenya ya. 

Walaupun agak minder juga sih lihat blog para senior yang tampilannya sungguh memanjakan mata, dengan konten yang berkualitas. Tapi tenang, biarpun begitu, tak menyurutkan semangatku untuk terus mencoba dan kembali belajar.

Bismillah, semoga bisa konsisten, dan dengan ikut event ini, yang memaksa saya menulis panjang di blog selama tiga bulan ke depan, kualitas tulisan saya semakin membaik, semakin berbobot, semakin bermanfaat dan penuh faedah. 
Aamiin.


  • Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

  1. Semangat mba, aku juga ikutan nih. Kita berjuang sama-sama ya :)

    BalasHapus
  2. Saya tidak mau minder Mbak meskipun blog saya masih jauh di bawah standar. Hehe. Hajar terus...

    BalasHapus
  3. Semangat dan semoga bisa konsisten ya mbak ikutan challengenya. Saya Juga nih. Dalam nulis yg paling susah memang konsistensi. Semangatttt!!

    BalasHapus
  4. Wah, sepertinya Mbak salah satu peserta 30haribercerita juga, ya?

    BalasHapus
  5. Semangaat, kok sama kita mbak? mesti dipush dulu, hahaha... smoga lancaar

    BalasHapus
  6. Saling menyemangati kita mbak.
    Bismillah kelar sampai di akhir tantangan.
    Tetap semangat mbakkuh. 😉

    BalasHapus
  7. Salam kenal mbak, dulu saya juga punya Blog, tapi udah banyak sarangnya. Akhirnya saya hapus. Dan ini blog baru, ikut gabung bersama Setip, berharap blog tidak lagi bersarang hihihi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek saja. Ta