Hujan, datanglah
Ku ingin bermain
Bersama teman-teman, menikmati hujan...
(Dinyanyikan dengan nada "rain rain go away")
Alhamdulillah, rupanya hujan sudah bersedia bersahabat kembali dengan kami, ia berbaik hati bertandang lebih lama. Ya, tiga hari terakhir ini ia terus hadir memberi nuansa baru, setidaknya udara subuh hari kini terasa lebih 'bersahabat', tidak terlalu gerah dan kering.
Sepanjang musim kemarau tahun ini, inilah hujan terkonsisten yang menyapa kami setiap hari tanpa jeda, walaupun hanya berlangsung dalam hitungan menit hingga satu jam.
Udara kini terasa agak sejuk (walau selepas hujan berhenti, udara kembali berasa lebih panas), tanah sudah terlihat kembali melembab, tetumbuhan mulai terlihat segar kembali, dan duo krucil semakin giat menyuarakan hasrat untuk menjejak tanah di bawah kucuran hujan yang kembali menderas.
Dan hari ini, hujan pun hadir kembali, sangat deras, namun cukup aman untuk dinikmati, tanpa takut kilatan petir yang menggurat di langit kelabu.
Ya, lantas, pada akhirnya, masa itu pasti akan tiba. Ketika duo krucil tak lagi bisa ditahan dengan rayuan semanis apapun untuk menangguhkan hasrat yang lama terpendam.
Oke, baiklah. Kali ini, ibu menyerah. Silakan nikmati hari hujan dengan penuh suka cita. Jangan lupa ucap kesyukuran dan harapan dalam sebentuk doa:
Allahumma shoyyiban nafi'an
Lihatlah, pada detik pertama kaki mereka menjejak tanah yang membasah, raut wajahnya merekah penuh kebahagiaan.
Asyik menikmati sejuk air yang menyentuh kulit, dari ujung kaki hingga rambut di kepala. Derai tawa yang beradu dengan deras hujan dan kesiut angin yang menggoyang dedaunan begitu syahdu menyentuh gendang telinga.
Tetiba, hati menghangat. Setelah sekian lama, momen seperti ini bersembunyi di sudut memori karena terlalu asyik dengan kesibukan yang sempat menyita waktu dan perhatian dalam sekotak perangkat elektronik bernama gawai, akhirnya ia kembali menyeruak dalam bentuk keseruan yang hakiki.
Ah, ada rasa bersalah yang tetiba menjalar di sudut hati. Betapa mereka sangat menikmati saat-saat seperti ini. Ketika mereka bisa bebas bergerak di bawah atap langit yang berhujan. Menghentakkan kaki di genangan, menadahkan tangan di udara, melantangkan suara menyambut datangnya percik air yang tampias membasahi baju, mengenai kulit pergelangan tangan hingga wajah.
Maka, nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan?
Enam puluh menit berlalu, dan hujan pun perlahan mereda. Mereka masih asyik berkejaran di luar, menikmati sisa genangan di permukaan tanah.
Ah, sudah terlalu lama. Maka, mari kita cukupkan saja. Walau harus menelan rasa kecewa, namun kita harus belajar untuk rela melepaskan apa yang sudah seharusnya kita lepaskan, bukan?
Dengan sedikit paksaan, akhirnya mereka bersedia mengakhiri keseruan sore hari ini.
Guyuran air hangat membasahi tubuh duo krucil. Selepas mandi, segelas susu hangat menjalari tenggorokan. Dilanjutkan dengan suapan nasi hangat dan telur dadar untuk mengisi perut yang kosong, agar stamina tetap terjaga selepas energi terkuras saat berkejaran di bawah air langit.
Ya, hujan bukanlah alasan bagi kita untuk merampas hak mereka, hak menikmati masa kecil dengan gembira: bermain, bereksplorasi, berkreasi bahkan melakukan eksperimen unik ala mereka.
Ya, hujan adalah rahmat. Tak mengapa jika sesekali mereka menikmati keseruan di bawah kucuran hujan. Tugas kita hanyalah memastikan keamanan dan kenyamanan mereka sebelum, saat dan setelah bermain hujan.
Sebelum bermain hujan, pastikan kondisi tubuh ananda dalam keadaan sehat dan fit, sehingga memiliki kekebalan tubuh yang kuat.
Saat akan bermain hujan, pastikan hujan dalam kondisi aman: bukan hujan pertama yang turun selepas kemarau panjang, tanpa gemuruh petir yang berkilat dan menyambar-nyambar, tanpa angin kencang yang membahayakan, dan bukan hujan deras yang berpotensi banjir.
Selepas bermain hujan, pastikan kondisi tubuh ananda kembali menghangat dan perut terisi makanan untuk mengembalikan energi dan stamina yang terkuras saat bermain hujan.
Jika semua syarat sudah terpenuhi, maka bermain hujan bukanlah sesuatu yang harus dihindari lagi.
Sesekali bermain hujan, bukanlah dosa tak termaafkan. Justru, hujan bisa menjadi media bagi mereka untuk bertumbuh dan berkembang dengan paripurna. Banyak pengalaman dan wawasan yang justru tidak akan mereka dapatkan jika hanya berdiam diri di dalam rumah, mengamati butir air hujan terjatuh ke tanah di sebalik jendela kamar tanpa sekalipun merasakan sensasi basah, dingin dan 'unik' saat tetes hujan menyentuh lembut telapak tangan.
Mari bermain hujan, nikmati hari hujan dengan gembira dan bahagia ...
Hujan, datanglah
Ku ingin bermain
Bersama teman-teman, menikmati hujan...
(Dinyanyikan dengan nada "rain rain go away")
#NonfiksiOdop
#Day8
Beberapa tempat sudah ada yg mulai hujan ya..
BalasHapusHahaha aku ikutan nyanyi nih mbaa. Rain rain go away come again another day..papa wants to play. Rain rain go away 😂😂😂 padahal belum ada hujan.
BalasHapusSeruu dan bahagia banget ya anak-anak kalau main hujan. Teringat masa kecil dulu juga hampir tiap hujan turun selalu main hujan2an.
BalasHapusWah, seru sekali bermain hujan-hujanan 😍
BalasHapus