Langsung ke konten utama

Kisah Negeri Lima Menara yang Bikin 'Pusing'


Judul buku: The Land of Five Towers
Penerbit: GPU
Penulis: A. Fuadi
Penerjemah: Angie Kilbane
Tahun: 2011
Ketebalan: 387 halaman
ISBN: 978-979-22-7594-0


Novel Negeri lima menara, mengisahkan kehidupan enam siswa sebuah pesantren di sebuah kota di jawa yang bernama Pesantren Madani dengan berbagai tantangan dan hambatan, serta keseruan dalam melewatinya.

Tokoh utama dalam cerita ini adalah Alif. Yang berjuang untuk menaklukan dirinya sendiri disaat keinginannya untuk bersekolah di sekolah umum tidak disetujui oleh ibunya, yang ia panggil "Amak".

Di pesantren tersebutlah kemudian para anggota lima menara ini saling bersahabat. Dengan persahabatan yang begitu erat, yang saling menyemangati dan saling mendukung.

Namun sayang, ketika memasuki kelas lima, salah satu sahabatnya, Baso, terpaksa harus meninggalkan PM karena satu-satunya keluarga yang dimilikinya_neneknya_ tengah terbaring sakit, ia rela melepaskan kesempatan menempuh pendidikan di MP yang tinggal selangkah lagi, demi untuk berbakti dan merawat neneknya.

Kisah demi kisah mengalir dengan ringan. Ada keseruan, ada keharuan, ada semangat juga ada elucuan hingga kekonyolan. Semua terangkum indah dalam kisah para anggota lima menara selama bersekolah di Pesantren Madani.

Para anggita lima menara yang begitu kompak, Alif tokoh utama dalam kisah ini, memiliki kemampuan yang sangat baik dalam bahasa inggris, Baso yang begitu antusias untuk menghafal 30 juz Alquran, Said yang pandai dalam bela diri, Dulmajid si penggemar bulu tangkis, juga Atang dan Raja.

Mereka memiliki mimpi masing-masing, lima menara merupakan simbol dari lima negara yang menjadi mimpi mereka.

Dan dalam novel ini, kisah mereka diceritkan dengan begitu apik, penuh dengan ledakan semangat dan nasihat yang begitu berkesan.

Namun, alur yang agak lambat di awal, membuat sedikit membosankan, namun semakin akhir, kisahnya semakin seru dan penuh dengan hikmah dan keseruan.

Sayangnya, cerita yang begitu penuh makna ini, karena -terpaksa- saya baca yang versi bahasa Inggris, menjadi kurang 'menggairahkan'. Mengapa? Karena selama mebaca, kening saya terus menerus berkerut, membaca halaman demi halaman yang penuh dengan kalimat dari negeri lain, yang tidak saya kuasai dengan baik, ternyata cukup menguras energi.

Buku dengan ketebalan 387 halaman ini, yang versi bahasa Indonesianya, beberapa tahun lalu sudah saya baca dengan sekali duduk, saking asiknya, namun kali ini harus dituntaskan hingga sembilan hari. MasyaAllah.

Mau mencoba sensasi membaca dalam versi bahasa yang tidak terlalu kita kuasai? Menarik loh... hanya saja, karena dalam tantangan ini kita dikasih tenggat waktu, membacanya menjadi terasa begitu penuh tekanan.

Syukur alhamdulillah, akhirnya tugas dan tantangan di RCO lebel 4 ini sudah terlampaui.

#ReadingChallengeOdop
#Tantangan3RCOlevel4

#SETIP

Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

[DIY] Tiga Kreasi Mainan Edukasi Berbahan Flanel

Ketika menjadi Ibu, secara otomatis kita dituntut untuk lebih kreatif demi terselenggaranya pendidikan dan pengasuhan anak yang menyenangkan.  Kita dituntut untuk cakap berinovasi, menciptakan permaianan, ataupun kegiatan yang mendukung tumbuh kembang anak sekaligus membuat mereka merasa nyaman dan antusias. Sebagai Ibu, tentu saja kita menginginkan yang terbaik untuk buah hati kita. Adakalanya kita yang dulunya "malas", "tidak cakap", dan cuek tetiba harus menjadi seseorang yang baru, yang menguasai apapun secara otodidak. Hanya karena tekad yang kuat, menjadikan kita teguh memperjuangkan itu semua, sebagai bentuk tanggung jawab dan kewajiban hakiki sebagai madrasah utama bagi buah hati tercinta. Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit berbagi tentang apa yang bisa kita kreasikan untuk membuat media bermain yang menyenangkan sekaligus "mencerdaskan" yang bisa kita buat secara mandiri, alias DIY (Do It Yourself) . Berikut beberapa cont