hampir tepat sempurna di depan mata!?!
antara percaya dan tak percaya....
cerita dimulai dengan terdengarnya suara teriakan memanggil sebuah nama di iringi tngisan sendu...
kaget...tanpa pikir panjang ku hampiri sumber suara..
ternyata salah seorang temanku sudah terkulai lemas di lantai bersama 2 orang lain di sisinya yang teriak panik sembari berusaha membangunkannya...
" ayo kita gotong dulu ke belakang!", instruksi seorang teman merekonstruksi muka bego ku...
segera kami angkat tubuh cungkringnya dengan kekuatan 3 wanita perkasa...
terdengar geraman yang tersamar tangisan....
kalut..., bingung...dan terbengong2...tak tahu apa yang mau kulakukan....disaat ke 2 senior ku sigap memberi "pertolongan pertama"....
saat ia tersadar ...
cerita itu pun mengalir dari mulutnya..
"gelap mba..." ujarnya ketakutan...
"istigfar...istigfar.." ucap salah satu seniorku...
"ibunya (menyebut salah satu nama teman kami) kangen ingin ketemu dia mba...ibunya yang udah meninggal..." lanjutnya terbata..
kami saling pandang...
" panggilin ibuku mba...ibuku yang bisa ngobatin..."
senior tersepuh beranjak ke depan, segera menelepon.
senior yang satu menyingkir...undur diri karena sedang mengandung...untuk menhindari hal-hal yang tak diinginkan...
tinggallah driku sendiri...
ku pegang jari-jari tangannya yang tiba2 kaku sambil tak henti melantunkan annas dan kalimat istighfar berkal-kali...
hanya beberapa jenak...tapi cukup membuatku terperangah...
waaaaw...kuasa Mu ya Rabb...entah apa yang terjadi...
tapi setelah dipindah ke ruang observasi, dan si ibu tiba, terdengar cerita yang lebih menggetarkan..
" iya tau neng...setelah ibunya (menyebut nama) keluar, gantian masuk penghuni2 lainny...ada harimau, nenek2 ama wanita cantik..."
"ternyata mereka minta di yasinin..."
"disini kan emang banyak...apalagi di lantai 3...si anu kan sering ngelihat.."
"tempat ini ga pernah diselametin sich...."
hum....
percaya ga percaya...
tapi fakta ini berlangsung di depan mata...
entahlah...
audzubillahiminasyaitonirrojiim...
lindungi kami ya Rabb...
Allahuma amiin.
antara percaya dan tak percaya....
cerita dimulai dengan terdengarnya suara teriakan memanggil sebuah nama di iringi tngisan sendu...
kaget...tanpa pikir panjang ku hampiri sumber suara..
ternyata salah seorang temanku sudah terkulai lemas di lantai bersama 2 orang lain di sisinya yang teriak panik sembari berusaha membangunkannya...
" ayo kita gotong dulu ke belakang!", instruksi seorang teman merekonstruksi muka bego ku...
segera kami angkat tubuh cungkringnya dengan kekuatan 3 wanita perkasa...
terdengar geraman yang tersamar tangisan....
kalut..., bingung...dan terbengong2...tak tahu apa yang mau kulakukan....disaat ke 2 senior ku sigap memberi "pertolongan pertama"....
saat ia tersadar ...
cerita itu pun mengalir dari mulutnya..
"gelap mba..." ujarnya ketakutan...
"istigfar...istigfar.." ucap salah satu seniorku...
"ibunya (menyebut salah satu nama teman kami) kangen ingin ketemu dia mba...ibunya yang udah meninggal..." lanjutnya terbata..
kami saling pandang...
" panggilin ibuku mba...ibuku yang bisa ngobatin..."
senior tersepuh beranjak ke depan, segera menelepon.
senior yang satu menyingkir...undur diri karena sedang mengandung...untuk menhindari hal-hal yang tak diinginkan...
tinggallah driku sendiri...
ku pegang jari-jari tangannya yang tiba2 kaku sambil tak henti melantunkan annas dan kalimat istighfar berkal-kali...
hanya beberapa jenak...tapi cukup membuatku terperangah...
waaaaw...kuasa Mu ya Rabb...entah apa yang terjadi...
tapi setelah dipindah ke ruang observasi, dan si ibu tiba, terdengar cerita yang lebih menggetarkan..
" iya tau neng...setelah ibunya (menyebut nama) keluar, gantian masuk penghuni2 lainny...ada harimau, nenek2 ama wanita cantik..."
"ternyata mereka minta di yasinin..."
"disini kan emang banyak...apalagi di lantai 3...si anu kan sering ngelihat.."
"tempat ini ga pernah diselametin sich...."
hum....
percaya ga percaya...
tapi fakta ini berlangsung di depan mata...
entahlah...
audzubillahiminasyaitonirrojiim...
lindungi kami ya Rabb...
Allahuma amiin.
Komentar
Posting Komentar