Langsung ke konten utama

April 22, 2012, 04:10:25 pm

yah__banyak cerita berseliweran di otakku.....

seharusnya cerita mereka bisa menginspirasi ku....tpi nyatanya, hanya sebuah kalimat yang kutangkap oleh telinga kanan, dan ku hempas lewat telinga kiri...and then its gone!!!! nothing left....

hah!!!!

susah yah mnjadi insan yang seperti yang dkatakan Harun Yahya "berpikir sejak anda bangun tdur"

bnyak hal yang bisa "dipikirkan" lbih dalam__dari hal sderhana smpe sekelumit problema yang rumit...
setidaknya selalu ada hal2 baik yang seharusnya bisa kita tangkap dan pikirkan lbih dalam dari setiap "cerita"___

seperti dosen ku pnah katakan__mnurut teori *entah siapa...bhkan driku pun mlupakan hal spenting ini  :( :(* manusia itu hanya terbagi dlam 3 tingkatan yang digambarkan dengan suatu piramida...

tangga trbawah adalah manusia paling dangkal__yang hanya memenuhi pikirannya dengan "isi perut" trmasuk hawa nafsu, kbtuhan biologis....dan klo dianalogikan sbagai pkerja, ia bru mncapai level buruh....

tangga berikutnya adalah manusia yang ad dalam kndisi transisi dari manusia dangkal mnuju manusia utuh...dsini mulai trpikirkan tentang pengetahuan, kejujuran, tata krama dan hal2 yang menunjukkan suatu "kebaikan"

dan di tingkat teratas adalah manusia utuh yang tidak hanya melulu memikirkan isi perut__tapi manusia level ini sdah mulai berpikir ttng aktualisasi  dirinya, who am i__ap yang bisa saya lakukan u/ kbaikan umat, apa yng bisa saya persembahkan u/ orang lain, apa peran kita dalam khdupan bmasyarakat__

see?? manusia utuh tidak hanya memikirkan isi perut, materi, kesenangaan dunia...tapi mreka selalu memikirkan bagaimana saya bisa memberi manfaat u/ orang lain, kebaikan ap yang sdah saya lakukan hari ini, apa yang bisa sya lakukan u/ menciptakan hal2 inovatif...

ah kpan yah bisa mncapai level teratas....... [-O< [-O< [-O<

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek saja. Ta