Langsung ke konten utama

Resume Materi Fiksi bersama Umar Affiq

Sumber gambar: WAG Kelas Fiksi ODOP Batch 6


Baiklah, sebelum masuk ke inti pembahasan, ada yang mau kasih pencerahan gak, apa itu resume?
Sependek pengetahuanku sih, ini sejenis tulisan yang di klaim sebagai rangkuman, yang ditulis ulang dengan mengeliminasi sisi oot nya, jadi sebatas menyalin saja hal-hal yang dianggap masih berkaitan dengan materi, dengan redaksi yang persis sama dengan apa yang disampaikan oleh pemateri. Jadi sederhananya, hanya salinan alias copy paste yang dipenggal di beberapa bagian yang dianggap tidak relevan.
Mohon koreksinya, jika pemahaman saya ternyata keliru.

Maka, inilah resume yang coba saya buat berdasarkan pemahaman saya itu. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penyampaiannya. Selamat membaca, semoga bermanfaat. 😊🙏

Resume Materi WAG Kelas Fiksi ODOP Batch 6
Judul: Menggali Ide
Pemateri: Umar Affiq
Waktu: Sabtu, 15 Desember 2018
Tempat: WAG Kelas Fiksi ODOP Batch 6

BIODATA SINGKAT:
Nama lengkap: Mohammad Umar Muwaffiq
Nama pena: Umar Affiq
Ttl: Rembang, 14 Desember 1992
Karya tulis: 
Beberapa puisi, resensi dan cerita pendek sempat tersebar di media luring dan daring. 
Pernah dapat juara 2 lomba nulis resensi divapress dan ini menjadi pijakan pertama buat terus nulis.
Tahun 2015: juara 1 lomba cipta cerpen yang diadakan Gerakan Tuban Menulis, masih tahun yang sama,  masuk long list lomba cerpen tamanfiksi.co. 
Tahun2016: masuk nominasi lomba cerpen santri nasional oleh Kemenag RI.
Tahun 2017: memenangi kompetisi cerpen Kampus Fiksi Emas #4 dengan cerpen Hari Anjing-Anjing Menghilang.
Tahun 2018: menerbitkan buku kumpulan cerpen pertama dengan judul Di Surga, Kita Dilarang Bersedih.


Tentang Ide
Oke.
Dalam beberapa cerpenku, aku menemukan ide dari mimpi. Jadi ketika aku tidur dan bermimpi sesuatu dan masih teringat sampai bangun, kalau mimpi itu menarik akan kutulis dalam draf.
Selain dari mimpi kadang dari bacaan. Kalau pas baca karya siapa gitu, dan tertarik, aku tandai biasanya.
Aku tulis aja dulu biasanya. Baru nanti mikir ide ini bagusnya diginiin. Ini ngerjakannya pakai insting sih menurutku.
Tapi ide dari mimpi tidak melulu menuliskan (menumpahkan apa yang kita mimpikan ke naskah), kita bisa menuliskan kondisi kita pasca mimpi itu atau sebelum mimpi itu. Dan mimpi itu sebagai bahan konflik saja.
Yang aku maksud, kurang lebih begini:
(Kadang2 aku terbangun dari mimpi dan tiba2 menangis)
Ini sesuatu banget menurutku.
Dari sini aku jadi bayangkan tentang seseorang yang belum pernah bermimpi dan tiba-tiba bermimpi. Kemudian dia begini, begini dan begini. Karena merasa terganggu oleh sesuatu yang baru.

Perihal judul
Kamu bisa mencoba hal-hal ini:
1. Memetik dari puisi: misal, Semusim dan Semusim Lagi (Novel Andlina Dwi Fatma), Yang Fana Adalah Waktu, Kita Abadi (Novel Sapardi Djoko Damono)
2. Membuat pertanyaan: Agama Apa yang pantas bagi pohon-pohon? (Eko Triono)
3. Menggunakan pernyataan pengumuman: Hanya Anjing yang Boleh Kencing Di Sini (cerpen Mashdar Zainal), Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi (Seno Gumira Ajidarma)
4. Menggunakan angka: 1984, 5 cm, Fahrenheit 451
5. Tentukan gayamu sendiri
6.Oya, dalam menulis puisi kalau gak salah ada sesuatu yang bernilai plus bila ada perulangan bunyi "ng" "ah" di akhir. Ini juga bisa dipakai dalam menulis judul maupun dalam badan cerpen. Biar terkesan liris.

Tanya Jawab
T: Bagaimana cara mencari inspirasi dari hal yang sederhana menjadi luar biasa,
Apakah ada triknya? Semoga bisa dibagi beberapa kiatnya juga berdasarkan pengalaman Abang selama ini.
J: Aku merasa masih sederhana saja dan belum luar biasa. Meski demikian aku akan mencoba menjawabnya. Pertanyaannya adalah "bagaimana cara mencari". Siapkan peralatan pencarianmu setiap waktu. Bila ada sesuatu yang menarik, kantongi dia. Proses pencariaan tidak hanya yang bisa ditangkap indera penglihatan saja ya. Gunakan berbagai indera. Atau misalkan kamu fokus satu saja.
Misal nih. Sekarang kamu bayangkan dirimu berdiri di bawah matahari pukul 11 siang di tepi jalan. Gunakan indera pendengar saja. Kamu bisa menjadikan cerpen dari sini.

T: Ide dan semangat itu kan tidak ubahnya seperti iman.
Kadang naik, kadang turun ....
Apa Kak Umar pernah merasakan ide atau semangatnya turun drastis alias down? Bagaimana menyikapi saat semangat itu turun,
agar bisa kembali bangkit dan nggak berlarut-larut dalam keadaan tersebut.
J: Untuk semangat nulis nih. Hal yang perlu ditanyakan ada gak sih yang bikin kamu semangat nulis? 
Oke oke... aku pernah kehilangan semangat nulis, bahkan, jangankan nulis, baca aja gak semangat. Kurasa semua penulis peenah kok ngalami fase ini. Dinikmati aja. Kepalamu bukanlah kepala M Aan Mansyur yang pernah bilang: "kepalaku kantor paling sibuk sedunia."
Dinikmati aja. Baca yang ringan2 dulu, nonton film, main ke pantai atau gunung, lalu nulis lagi.

T: Menurut kakak, untuk pemula lebih baik menulis kisah apa? Nyata, fantasi atau...? Bagaimana cara menemukan jati diri yang sesungguhnya,
atau kalau nulis Passion atau yang cocok dengan aku "ini"?? Maaf banyak bertanya, karena masih pemula dan haus ilmu ????
Mohon pencerahannya??????
J: Untuk pemula mungkin kamu bisa belajar dari nulis surat ya. Kamu bisa baca cerpen Trilogi Alina karya Seno Gumira Ajidarma untuk belajar. Itu cerpen surat yang bagus. Dan menulis cerpen model surat gini, meskipun udah agak basi tapi cukup bagus buat melatih imajinasi kamu.

T: Kak Umar biasanya dapat ide nulis dari mana yang paling dominan?
J: Aku merasa pindah-pindah dan musiman ya. Jadi belum ada yang menurutku dominan. Kalo ditanya dari mana ide datang, bisa dari mana saja. Dari tempat ziarah, dari film, dari nontom wayang, dari baca buku, dari macem2...

T: Kak Umar Bagaimana agar ide kita nggak alay?
J: Mungkin kamu bisa jelaskan mana yang kategori ide yang alay sama yang enggak alay?

T: Kalau kita dapet ide nih misal ya kak. Terus cara mengembangkan ide biar nggak ngalor ngidul ga puguh gmn caranya??
J: Dalam drafku beberapa kali aku membuat bagan adegan. Biasanya aku tulis satu atau dua kalimat yang bisa menandai ide adegan. Buat bagan ini dari awal sampai akhir. Dari tiap kalimat biasanya bisa aku kembangkan menjadi beberapa pargraf. Gitu aja aih biar fokus

T: Bagaimana cara membuat judul yang mengharu biru?
J: Ini soal rasa sih... karena soal rasa, perlu olah rasa. dan bahan bacaan juga sangat berpengaruh.
(Lihat perihal judul)

Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

[DIY] Tiga Kreasi Mainan Edukasi Berbahan Flanel

Ketika menjadi Ibu, secara otomatis kita dituntut untuk lebih kreatif demi terselenggaranya pendidikan dan pengasuhan anak yang menyenangkan.  Kita dituntut untuk cakap berinovasi, menciptakan permaianan, ataupun kegiatan yang mendukung tumbuh kembang anak sekaligus membuat mereka merasa nyaman dan antusias. Sebagai Ibu, tentu saja kita menginginkan yang terbaik untuk buah hati kita. Adakalanya kita yang dulunya "malas", "tidak cakap", dan cuek tetiba harus menjadi seseorang yang baru, yang menguasai apapun secara otodidak. Hanya karena tekad yang kuat, menjadikan kita teguh memperjuangkan itu semua, sebagai bentuk tanggung jawab dan kewajiban hakiki sebagai madrasah utama bagi buah hati tercinta. Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit berbagi tentang apa yang bisa kita kreasikan untuk membuat media bermain yang menyenangkan sekaligus "mencerdaskan" yang bisa kita buat secara mandiri, alias DIY (Do It Yourself) . Berikut beberapa cont

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung