Langsung ke konten utama

la tahzan

ketika usia beranjak dewasa...maka manusia (umumnya) merasa pada usia2 tertentu merupakan waktu dimana seharusnya masing2 kita mendapatkan pasangan hidup.
dan sayangnya tidak semua yang umum itu terjadi secara umum pada semua spesies manusia.
ada yang pada usia yang (katanya) sepantasnya sudah menikah, tetapi masih (menikmati) kesendirian.
apakah itu salahnya?

ini bukan masalah hitam-putih, atau salah-benar  bukan?
bukan kesalahan bila dalam usia yang melewati usia umumnya untuk berkeluarga, seseorang masih sendiri...
banyak faktor yang melatarbelakanginya...
namun sayangya, sebagian besar spesies manusia ini tidak mempunyai empati tinggi.
dengan semena-mena menjudge seseorang hanya karena tidak mengikuti "aturan umum".
yah...bagi teman2 yang mengalami "penganiayaan psikis" seperti ini...jangan pernah bersedih ataupun berputus asa...
biarkanlah mereka yang merasa "benar" mencemooh, menyudutkan atau mempertanyakan penuh tekanan....
yang wajib kita yakini adalah...
bahwa kita diberi "kelebihan" waktu...kesempatan lebih banyak untuk memperbaiki diri, untuk memantaskan diri..
karena "wanita yang baik untuk laki2 yang baik, dan wanita yang keji untuk laki2 yang keji"
bila sampai detik ini kita masih sendiri, bukan berarti Tuhan tidak sayang, tapi Tuhan sedang memberikan kita perpanjangan waktu untuk mengupgrade kualitas diri kita agar pantas menjadi pendamping laki2/wanita yang baik.
jika mereka "cerewet" dan terus bertanya dan itu membuatmu merasa tergannggu...abaikanlah...simpan keyakinanmu penuh2 bahwa kau sedang dipersiapkan untuk pantas menjadi pendamping hidup pasanganmu (kelak) yang terbaik.

jadi..daripada menggerutu ga jelas, menangisi "takdir" tanpa berbuat apa2, lebih baik...upgrade terus kualitas diri, karena Tuhan tidak pernah menyia2 kan sekecil apapun usaha kita....

keep istiqomah...
laa tahzan, innallahamaana...^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

[DIY] Tiga Kreasi Mainan Edukasi Berbahan Flanel

Ketika menjadi Ibu, secara otomatis kita dituntut untuk lebih kreatif demi terselenggaranya pendidikan dan pengasuhan anak yang menyenangkan.  Kita dituntut untuk cakap berinovasi, menciptakan permaianan, ataupun kegiatan yang mendukung tumbuh kembang anak sekaligus membuat mereka merasa nyaman dan antusias. Sebagai Ibu, tentu saja kita menginginkan yang terbaik untuk buah hati kita. Adakalanya kita yang dulunya "malas", "tidak cakap", dan cuek tetiba harus menjadi seseorang yang baru, yang menguasai apapun secara otodidak. Hanya karena tekad yang kuat, menjadikan kita teguh memperjuangkan itu semua, sebagai bentuk tanggung jawab dan kewajiban hakiki sebagai madrasah utama bagi buah hati tercinta. Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit berbagi tentang apa yang bisa kita kreasikan untuk membuat media bermain yang menyenangkan sekaligus "mencerdaskan" yang bisa kita buat secara mandiri, alias DIY (Do It Yourself) . Berikut beberapa cont