Langsung ke konten utama

Bermain Perasaan



PERASAAN. Apa sich perasaan itu???????

berdasarkan KBBi:
perasaan didefinisikan sebagai  hasil atau perbuatan merasa dng pancaindera, rasa atau keadaan batin sewaktu menghadapi (merasai) sesuatu, kesanggupan untuk merasa atau merasai, pertimbangan batin (hati) atas sesuatu; pendapat.
sedangkan definisi perasaan menurut Chaplin (1972) perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi sebagai akibat stimulus baik external maupun internal.


dan apapun makna yang terkndung dari kata perasaan....satu hal yang pasti, ternyata Manusia itu:
Cenderung senang dengan yang namanya “bermain perasaan…”
Mulai dari permainan yang memacu adrenalin, tontonan yang menggelitik, bacaan yang menghanyutkan, hingga suara music yang menggairahkan semangat.
Yah…kesemuanya itu sangat sangat berkesempatan untuk mau tak mau mengaduk aduk perasaan kita.
And, guess what! Disadari ataupun tidak, ternyata kita malah menikmatinya….^_^
  
ga percaya????
coba deh tanya ama si maniak film, ama si kutu buku, ama si petualang, ama si penggila musik, apa yang paling mereka suka?

yah...pada dasarnya semua yang mereka lakukan adalah hanya untuk satu hal, "bermain perasaan".
dan muara dari itu semua adalah satu perasaan yang di sebut kepuasan.

perasaan memiliki beragam bentuk, dari mulai rasa tidak nyaman seperti sedih, kesal, marah hingga perasaan menyenangkan seperti bahagia, atau bahkan perasaan lain yang tak bisa terdefinisikan oleh kata2.

dan umumnya, secara fitrahnya manusia akan cenderung menyukai hal2 yang menyenangkan dibandingkan hal2 yang tidak nyaman bukan...???

tapi, ada satu fenomena yang mengejutkan, jika teori diatas benar2 berlaku pada seluruh spesies manusia, kenapa banyak diantara mereka yang justru malah menikmati "perasaan" sedih, marah, kesal dan perasaan tidak nyaman lainnya itu...?

lihat saja, film2 bertemakan "airmata", novel2 yang memicu emosi, tontonan dan permainan yang menegangkan....bukankah itu semua mengandung unsur2 rasa tidak nyaman? dan mengapa justru malah semakin digandrungi.....

karena, menurutku bukan itu inti permasalahannya, bukan kesedihan saat menonton yang mereka inginkan, bukan cerita mengesalkan yang mengacak2 emosi yang mereka harapkan, bukan ketakutan dan ketegangan yang mereka mau....tapi kepuasan setelah menonton, membaca atau merasai ketegangan itu yang sesungguhnya mereka cari....

tak peduli setidaknyaman apapun perasaan saat itu, mereka tetap menikmatinya dengan ikhlas, tanpa paksaan, dan pada akhirnya merasakan kepuasan saat semuanya sudah terlewati....

kepuasan itu sebenarnya yang dicari bukan?

dan satu hal yang bisa ku tarik benang merah dari fenomena diatas ialah...

saat ujian, kesedihan, dan apapun yang membuat perasaanmu tidak nyaman menimpamu....cobalah untuk menikmatinya, menyikapi dengan keikhlasan dan saat semua itu bisa kau lewati...maka pada akhirnya kepuasan lah yang akan kita dapati bukan....



so... keep smile n just enjoy your life, coz Allah is always there n give the best for us if we just accept what He given for us with "ikhlas" ^_^



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek ...

SETULUS CINTA DEWI

Courtesy: Google "Segumpal rasa itu kau sebut cinta Seperti pelangi selepas hujan Ada rindu disana Bersemayam dalam harapan Yang perlahan memudar Saat rasamu ternyata tak kunjung terbalas" Dewi Maharani. Kisah asmaranya seumpama puisi. Indah membuai namun hanya ilusi. Berbilang masa ia setia. Namun waktu tak jua berpihak padanya. Adakah bahagia tersisa untuknya? *** "Wi, kamu habis ketemu lagi sama si Wijaya?" Suara ibu menggetarkan udara, menyambut kedatangan anak perempuan satu-satunya itu. Dewi bergeming. Matanya lekat menatap semburat cahaya mentari yang memantul lembut dari sebalik jendela. "Wi, kenapa sih kamu terus memaksakan diri. Wijaya itu sudah beranak istri. Sudahlah, berhenti saja sampai disini. Sudah telalu banyak kamu berkorban untuknya," Wanita paruh baya itu menambahkan, kembali menasehati gadisnya untuk kesekian kali. Perlahan si gadis pemilik mata sayu menghela nafas, sejenak mengumpulkan kekuatan untuk membalas ucapan ibunda ...

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em...