Langsung ke konten utama

Nostalgia senja


“Hujan….kau ingatkan aku, tentang satu rindu, di masa yang lalu, saat mimpi masih indah bersamamu”  (opick ft Amanda, satu rindu)

Jujur, pagi ini ga ada ujan, 100% cerah…tapi rindu itu bnar2 aku rasakan penuh2…
Ya…aqu rindu masa2 itu…

Dulu…sama seperti hari2 yang kulalui kemudiannya…sepi!
Bedanya…dulu saat kesepian melanda, hanya pena dan kertas putih yang menemani, menjelajahi negeri antah berantah dalam pikiranku. Yang tanpa disadari tertuang begitu saja mengisi putihnya kertas di hadapanku….apapun itu…^_^
Sekarang,,,,saat apa yang ku ingini sudah kumiliki, saat fasilitas dan kemudahan telah kuperoleh…saat teknologi mulai mengisi hari2 ku…ritual ku pun mulai tergantikan.
Yaa…layar monitor 10” menjadi teman setia yang menemani hari2 sepiku…
Namun…makin lama, terasa ada sesuatu yang hilang…
Ya…aqu mulai “jatuh hati” pada kemudahan yang disuguhkan teknologi, dan berangsur2 melupakan kertas dan pena yang dulu setia menemaniku…
Tapi teknologi membuatku makin jauh dari puisi2 yang entah sejak kapan tak lagi kuhiraukan…
Aah..padahal dulu, puisi2 itu mejadi obat penawar rindu, saat hatiku mulai menginjak episode masa lalu…

Kini…masa2 itu pun akhirnya kurindui  juga…aqu rindu pena dan kertas itu…
Aqu rindu setumpuk buku yang rela kulahap berjam2 mengusir rasa bosan
Aqu rindu rintik2 hujan yang kunikmati di senja hari
Aqu rindu senda gurau dan kebersamaan
Aqu rindu rasa2 itu
Aqu rindu,,,
Dan rindu itu pun hadir, lagi lagi dan lagi…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek ...

SETULUS CINTA DEWI

Courtesy: Google "Segumpal rasa itu kau sebut cinta Seperti pelangi selepas hujan Ada rindu disana Bersemayam dalam harapan Yang perlahan memudar Saat rasamu ternyata tak kunjung terbalas" Dewi Maharani. Kisah asmaranya seumpama puisi. Indah membuai namun hanya ilusi. Berbilang masa ia setia. Namun waktu tak jua berpihak padanya. Adakah bahagia tersisa untuknya? *** "Wi, kamu habis ketemu lagi sama si Wijaya?" Suara ibu menggetarkan udara, menyambut kedatangan anak perempuan satu-satunya itu. Dewi bergeming. Matanya lekat menatap semburat cahaya mentari yang memantul lembut dari sebalik jendela. "Wi, kenapa sih kamu terus memaksakan diri. Wijaya itu sudah beranak istri. Sudahlah, berhenti saja sampai disini. Sudah telalu banyak kamu berkorban untuknya," Wanita paruh baya itu menambahkan, kembali menasehati gadisnya untuk kesekian kali. Perlahan si gadis pemilik mata sayu menghela nafas, sejenak mengumpulkan kekuatan untuk membalas ucapan ibunda ...

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo ...