Langsung ke konten utama

subtitusi pribadi anak


Kalo liat anak kecil, bawaanya gemes.... pengen nyubit, pengen meluk, pengen gendong, pengen nyium….iy kan? Ayo ngakuuuu…..
Hahaha…
Apa rahasia dibalik “aura” anak kecil yah…????
Padahal tidak semua balita “indah” dipandang, tapi tetap menyenangkan menatap prilaku mereka.
Kenapa?
Entahlah…

Tapi ada beberapa kesamaan yang bisa kita jadikan “pattern” agar bisa bikin oranglain “tergila-gila” ama kita, alias jadi pribadi yang disukai banyak orang…pribadi yang menyenangkan.
Nich bocorannya:
1.       Anak kecil itu identik dengan bandel. Ga mau diem, loncat sana loncat sini, berulah ‘ajaib’ yang ga terpikir ama orang dewasa.
Nha…ini rahasia pertama, eits…bukan berarti kita musti bandel juga yah, tapi…coba deh substitusi perilaku anak kecil ini dengan sikap yang lebih dewasa, tapi matching ama karakter “bandel” si anak.
Yupz…jadilah si kreatif. Jadi manusia kreatif, yang energik, penuh semangat dan berlimpah ide2 yang tak sempat terpikirkan oleh orang lain. Inilah ulah ajaib kita. Be a creative. ^_^
2.       Cengeng. Ya..anak kecil mana sich yang ga doyan nangis…sakit dkit nangis, kaget dikit nangis, diomelin dikit nangis..perasa banget yah….
Itu dia...jadilah si perasa, bukan ikutan nangis juga lah,,,tapi lebih aware, lebih empati, lebih simpati, lebih care alias peduli. Liat sodara, sahabat, adek, kakak, orangtua, kerabat yang berduka…coba berempati, ikut menghibur, bila mampu ikut membantu meringankan bebannya.
‘Cengenglah’ dalam artian menjadi “si empati sejati”.
3.       Bawel. Aduuuh anak kecil itu emang…mulutnya kayaknya ga pernah capek untuk nanya ini itu…kadang orangtua pun kwalahan ngadepinnya…karena saking ingin tahu nya, itulah anak kecil tak pernah bosan bertanya.
Ya…jadilah bawel, banyak nanya, banyak belajar, banyak menambah ilmu2 baru….jadilah si long life learner. And be a smart.
4.       Polos. Pasti banget yang namanya anak kecil itu masih sangat polos, lugu, lurus. Ga ada prasangka. Maka sifat berikutnya yang harus dimiliki adalah tulus…yah, selalu tulus tanpa prasangka, tanpa  tedensi…tanpa “udang dibalik batu”. Jadilah manusia ikhlas, tulus, dan lurus.

Dan sepertinya masih banyak lgi karakter anak kecil yang “semangatnya” bisa kita “curi” dan subtitusi…untuk menjadi pribadi yang menyenangkan. Ayo digali lagi….^_^

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek ...

SETULUS CINTA DEWI

Courtesy: Google "Segumpal rasa itu kau sebut cinta Seperti pelangi selepas hujan Ada rindu disana Bersemayam dalam harapan Yang perlahan memudar Saat rasamu ternyata tak kunjung terbalas" Dewi Maharani. Kisah asmaranya seumpama puisi. Indah membuai namun hanya ilusi. Berbilang masa ia setia. Namun waktu tak jua berpihak padanya. Adakah bahagia tersisa untuknya? *** "Wi, kamu habis ketemu lagi sama si Wijaya?" Suara ibu menggetarkan udara, menyambut kedatangan anak perempuan satu-satunya itu. Dewi bergeming. Matanya lekat menatap semburat cahaya mentari yang memantul lembut dari sebalik jendela. "Wi, kenapa sih kamu terus memaksakan diri. Wijaya itu sudah beranak istri. Sudahlah, berhenti saja sampai disini. Sudah telalu banyak kamu berkorban untuknya," Wanita paruh baya itu menambahkan, kembali menasehati gadisnya untuk kesekian kali. Perlahan si gadis pemilik mata sayu menghela nafas, sejenak mengumpulkan kekuatan untuk membalas ucapan ibunda ...

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo ...