Langsung ke konten utama

DOA TARAWEH & WITIR

Kawan....tau kan klo pas ramadhan tiba ada satu shalat malam yang disunnahkan, yupz its called TARAWEH...^_^

dan tahukah kamu....klo shalat taraweh itu bisa dikerjain munfarid???

jadi bagi tman2 yang punya aktivitas dimalam hari di bulan ramadhan n ga sempat ikutan taraweh bjamaah di masjid___masih bisa kok Taraweh sndiri di rumah.....tenang masih kabagian pahala...haha...

nah....berhubungan dengan hal tersebut___buat tmen2 yang rada2 lupa bacaan doa habis taraweh n witir, nich aq kasih "contekan", sekedar untuk mengingatkan...jadi walaupun aktivitasnya padat, tarawehnya tetep full yah!!! ^_^

  • DOA TARAWEH


    Allahumma innaa nas a luka ridlooka waljannah. Wanau'dzubika min sakhotika wannaar. Allahumma innaka a'fuwwun kariim, tuhibbula'fwa fa'fu a'nnaa wawalidaynaa wa a'njamii'ilmuslimiin walmuslimaat birohmatika yaa arhamarrohimiin.


    artinya:
    " Ya Allah, kami memohon kehadiratMu untuk mndapatkan keridhoanMu dan syurgaMu. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Mulia. Engkau suka mengmpuni, oleh sebab itu ampunilah kami dan ampunilah ibu bapak kami dan semua muslimin dan muslimat dengan kasih sayangMu. Ya Tuhan yang Maha Penyayang."



    • DOA WITIR


      Subhanalmalikilqudduus (3x)
      Allahumma innii a uu'dzubiridlooka min sakhotika wa a uu'dzubimuaa'fatika min u'quubatika wa a uu'dzubika minka laa uhshii sanaa a'n a'laika anta kamaa atsnaita a'laa nafsika.


      artinya:
      "Maha Suci Allah yang Maha Quds" (3x)
      " Yaa Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan ridhoMu dan aku berlindung dengan kesejahteraanMu dari siksaMu dari kejahatan makhlukMu. Tak terhingga pujianku padaMu." (HR. Abu Daud, Tirmidzi & Nasa'i)

      Komentar

      Postingan populer dari blog ini

      Lintang, Sang Penghibur

      Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek ...

      SETULUS CINTA DEWI

      Courtesy: Google "Segumpal rasa itu kau sebut cinta Seperti pelangi selepas hujan Ada rindu disana Bersemayam dalam harapan Yang perlahan memudar Saat rasamu ternyata tak kunjung terbalas" Dewi Maharani. Kisah asmaranya seumpama puisi. Indah membuai namun hanya ilusi. Berbilang masa ia setia. Namun waktu tak jua berpihak padanya. Adakah bahagia tersisa untuknya? *** "Wi, kamu habis ketemu lagi sama si Wijaya?" Suara ibu menggetarkan udara, menyambut kedatangan anak perempuan satu-satunya itu. Dewi bergeming. Matanya lekat menatap semburat cahaya mentari yang memantul lembut dari sebalik jendela. "Wi, kenapa sih kamu terus memaksakan diri. Wijaya itu sudah beranak istri. Sudahlah, berhenti saja sampai disini. Sudah telalu banyak kamu berkorban untuknya," Wanita paruh baya itu menambahkan, kembali menasehati gadisnya untuk kesekian kali. Perlahan si gadis pemilik mata sayu menghela nafas, sejenak mengumpulkan kekuatan untuk membalas ucapan ibunda ...

      Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

      Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo ...