Langsung ke konten utama

MIB (Memory In Beach tanjung lesung)


15.06.2013


Petualangan menyelami air asin ini pun dimulai!
Bekendara, 6 motor, 10 manusia… dengan tujuan Tanjung lesung, Serang, Banten.
Panorama yang indah, keceriaan, kekecewaan dan kepuasan menyeruak penuh penuh dalam dada kami.
Menempuh perjalanan sekira 5 jam, melintasi “hutan” kendaraan yang berjejer berkilo kilo meter, menghirup udara bumi yang bercampur debu dan asap knalpot, membaur dalam hiruk pikuk manusia peradaban modern dalam populasi bernama  pasar, mendengarkan harmoni melodi klakson kendaraan yang saling berebut dan bersahut sahutan, menikmati kehangatan sengatan sang surya yang menatap perkasa di langit angkasa. Kesemuanya menyatu dalam dada kami, yang  terangkum dalam hembusan napas panjang, senyum simpul, dan “kesabaran” menuntaskan “misi mulia”. (tsah…^^)
Hakikat perjalanan tak melulu keindahan, namun kesadaran untuk menghargai “kerja keras” kami pun, tak surutkan langkah kami untuk bertahan dan terus maju…

TANJUNG LESUUUUUNG……We’re coomiiiing! ­^_^


Perjalanan yang panjang dan melelahkan masih menyisakan semangat yang tetap membara yang kami jaga dalam dada, namun tak terpungkiri, cacing cacing di perut tak bisa diajak kompromi, ia terus mendesak, merajuk, menggeliat, menabuhkan genderang keroncongan dan membuat kami menyerah karena sensasi rasa perih di lambung yang menyertainya…
Kamipun bergegas melahap menu makan siang yang sudah tersaji, selepas rehat sejenak, membersihkan diri dan hati, menghadap Yang Maha Suci….
Menjelang Ashar, kamipun telah siap “menaklukan” lautan dengan energy dan semangat penuh.
Berjalan beramai-ramai menuju kapal yang siap membawa kami menuju spot snorkeling, menikmati keindahan biota permukaan laut…
Sempet heboh sendiri dan “takjub” waktu naik CANOE (yang ternyata sekedar keisengan si pemilik kapal, untuk menyambut kedatangan kami “warga baru” di tanjung lesung. Pfyuh. )



“sambutan” yang sangat berkesan dan tak terlupakan, sensasinya masih terasa dan tersimpan di hati…. (ejiee…^,^)

Singkat cerita…
Berbekal pelampung dan kaca mata snorkeling , kami pun meluncur menyelami lautan, menjelajahi keindahanya, menikmati kejernihan airnya… berburu terumbu karang di lautan pulau liwungan.
Hanya saja, apa yang disangka ternyata tidak seperti yang dirasa…
Sedikit (cenderung banyak) kecewa, karena bukan keindahan terumbu karang yang kami dapatkan, namun “kejut jantung” bertabur gelombang lautan yang sempat mengombang ambing tubuh kami di tengah lautan luas…
Alam mungkin sedang enggan bersahabat sore itu, namun “sensasi” bertarung dengan arus laut yang perkasa pun menjadi “hiburan” tak terlupakan yang (mungkin) akan selalu tersemat dalam labirin memori dan hati kami. ^^
Dan petualangan pun ditutup dengan kejutan indah penampakan gradasi tipis Pelangi yang menghantar kepergian kami meninggalkan lautan pulau liwungan. J






Saling bercengkrama, mendiskusikan yang barusan dialami, mengabadikan moment-moment kecil yang berharga, membersihkan diri, menjadi agenda kami setelahnya.

Kejutan lainpun menyusul.
Tanpa pemberitahuan mr. ketu ternyata menyimpan sendiri hasrat menikmati keindahan sun set.
Ini tak bisa dibiarkan kawan! Kamipun (sungguh) tak rela membiarkan mr. ketu menikmatinya sendiri. Oh no! you cant do it, mr. ketu! (haha…)
Serentak kamipun, yang notabene, beberapa diantara kami masih dibalut pakaian basah hasil “nyebur” pun merajuk dan mengekor mr. ketu, dengan menyisakan seorang teman yang sedang menikmati segarnya jeburan air di kamar mandi… (sorry mbak yu, chance is never comes twice, hihi….piis ^^) dan seorang lagi yang (mungkin) ingin menikmati lebih lama fasilitas sofa di homestay, haha….(piis ah bang! ^^)
Beriringan, kami pun ber 8, mnyusuri jalanan dengan bermotor, berboncengan, menuju TKP.
Berbinar binar, bergemuruh rasa di dada, tak sabar ingin segera tiba di bodur beach, menikmati keindahan dan kesyahduan sun set yang menakjubkan.
Dan Subhanallah…tak lepas mulutku ternganga menatap panorama langit senja yang sungguh luar biasa. ^^
Ingin rasanya berteriak merefleksikan sejuta kekaguman yang membuncah dalam dada. “ Allah… Engkau sungguh Maha Luar Biasa”. ^-^
  


Setelah puas (yakin pudah puas? Hehe..) mengabadikan keindahan sunset dan narsis dikit, ^^, rombongan 8 kurcaci (7 Kurcaci dan snow white harusnya, wakakaka) Kembali ke homestay, membersihkan diri, menyampaikan rasa terima kasih padaNya, dan menikmati dinner dengan menu ikan (SUPER BESAR) bakar (setengah mateng????, :P) dan ditutup cumi bakar yang ciamiik…. Hum, its so delicious… (andai ikanya lebih mateeng… haha…)



takjub liat ikan super besar :P

ikan sebelah

gerung bakar 1/2 mateng, hihi...

Malam kian larut, lelah menggelayut, undur diri, kembali ke peraduan, sejenak menitipkan rasa dan cerita dalam kelelapan. Zzzzzz…..

16.16.2013
Pagi kawan...^_^
Senyum ceria tersungging dari mulut kami.
Agenda hari ini adalah... lets go to the beach club kawan! Yeaah! \(^,^)/

Berkumpul bergerombol, selepas breakfast kami pun melaju menuju beach club dengan menumpang “kol buntung”. Sejenak menikmati sensasi “berkambing ria”... hahaha....

Setiba di beach club, tak lepas kamera ku membidik beragam panorama alam yang disuguhkan.
Its so beautiful... (like me? ups...  haha, :P)









Jepret jepret jepret...
Tak bosan mengabadikan “langit” pagi itu...
Awan puith, langit cerah, laut biru...
Mempesona...
“maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan??”

Memandangi laut luas, membuat hati bergetar, akankah keindahan ini membuat kita ingkar padaNya? Naudzubillah... Kami berlindung padaMu yaa Rabb.

“lihat deh, karangnya keliatan banget dari sini...”
“banyak ikan juga tuch..”
“klo buat snorkelingan keren nih”
“bener bener.”
“yuk yuk...”
“siapa aja yang mau nih??”

And then... here we are, 5 ranger yang penasaran dan “dendam” banget menaklukan lautan...(mengobati rasa kecewa kemaren, haha..)

Dan... wow, ga nyesel deh rela basah basahan lagi, “kekecewaan” kemaren terbayar sudah... lumayan, ga perlu bawa bawa sisa kecewa kemaren ke rumah.. hihi...
Terumbu karang yang cantik, ikan ikan kecil yang lucu, finally we found you! ^__^

Mentari kian meninggi, dan kelelahan pun menggelayuti, walau rasanya “enggan” mengakhiri, apa daya keterbatasan energi, merampungkan segala keindahan ini...^_^
“help me! Capek, udah ga kuat,,, mual euy.”
“priit priit priit”
“udahan dooong...”

And then, we’re back to our homestay.
Beres beres, bebenah dan siap kembali bergumul dengan rutinitas...
Berpamitan, ricek barang, dan pulaaaaang... hiks hiks

Wait! This not the end of our journey...
Cerita penuh warna kembali menyertai perjalanan kami menuju muara...
makan seafood enak dan murah, yang diakhiri dengan penyesalan...“harusnya ini ga bersisa kawan...” ^_^
Menikmati manisnya duren yang “raib” dalam hitungan detik... dengan bonus kopi yang ternyata gratiiis.... mantaap.







Tragedi tak terlupakan dan berkesan yang di kemudian hari menjadi trending topik diantara kami...
Semua terangkum indah dalam memori....^^
Dan “perjalanan” itu bukan sekedar bersenang senang, menikmati keindahan, mengabadikan moment tak terlupakan...lebih dari itu, mengajarkan kita tentang keikhlasan,kesabaran, kepedulian, kebersamaan dan tanggung jawab. ^_^
#see you at next journey, kawan... \(^_^)/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

Lintang, Sang Penghibur

Pixabay Hai namaku Lintang.  Ini kisahku dengan seseorang yang sangat aku sayangi... Orang-orang mengenalnya sebagai penemu alat pembunuh kanker yang kini sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan. Katanya dia bergelar Profesor Doktor. Tapi ia memperkenalkan diri sebagai 'War' padaku saat kita pertama kali berbincang. Karena kupikir ia terlihat sangat dewasa, dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, memberi kesan begitu 'pintar', maka kuputuskan untuk memanggilnya "Papi War". Namun, tahukah kalian, pertemuan pertama kali dengannya adalah ketika ia sedang menunggu bus di salah satu halte.  Ia terlihat basah kuyup. Memang hari itu hujan deras tengah mengguyur kota.  Aku terduduk lemas di sampingnya, menatap jalanan yang mulai tergenang air hujan. Sekilas ia menoleh padaku. Akupun menoleh padanya. Namun dia hanya diam saja. Akhirnya kuberanikan diri saja mengajak dia bicara terlebih dulu. Awalnya ia cuek saja. Ta