Langsung ke konten utama

Penantian Nona

Nona cantik bermata lentik, mendelik penuh selidik. 
Dalam diam ia menyulam gerik berlarik-larik. 
Ada bisik menelisik.
Nona manis berbibir tipis mengulum senyum.
Diraihnya gelas di tepi meja.
Berdeguk air mengalir dalam laringnya.

Nona jelita kembali pasang mata.
Berharap tak bersitatap walau sekejap.
Bersilang kaki jenjang dengan lenjang.
Waspada dengan degup gemuruh dalam dada.

Sunyi menyapa tanpa bunyi.
Sebelum akhirnya pintu berderik dengan kasar.
Nona sigap mengejar.

Entah apa yang membuatnya tak henti melangkah.
Walau pada akhirnya ia tetap merasa tak berarti.
Setidaknya harapan masih setia menancap dalam jiwanya.

10.9.18

#komunitasonedayonepost
#odop_6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Ide Main dari Instagram

Menjadi orang tua adalah pekerjaan yang melelahkan sekaligus membahagiakan.  Lelah karena pada praktiknya kita dituntut untuk terus belajar, mencukupkan bekal dalam mendampingi tumbuh kembang putra putri kita. Ada banyak hal yang harus kita persiapkan. Entah secara mental maupun secara materil. Ada banyak ilmu yang musti kita kaji, kulik dan pelajari agar proses pendampingan berjalan dengan baik.  Tidak hanya menguras energi, namun proses tersebut dapat menyita waktu dan pikiran kita, sehingga adakalanya pada beberapa kesempatan membuat kita frustasi, ketika kita berhadapan dengan situasi yang clueless . Sebagai orang tua baru, tentu saja ada banyak kebingungan, kecemasan dan ketakutan yang terus menggerogoti pikiran kita.  Hal inilah yang mendorong kita untuk mencari tahu. Menggali sebanyak mungkin referensi yang bisa kita tiru. Menemukan sosok panutan. Menemukan alternatif cara dan kreativitas yang bisa kita terapkan dalam menjalankan peran kita sebagai orang tua

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em