Langsung ke konten utama

Tantangan ODOP 2

Cerita 1

Sumber: pixbay

Senja merekah merah melatari tempat kita termangu menatap langit. Genggam tanganmu erat mengait, seakan ada gejolak disana yang ingin segera kau bagi. Aku menunggu dalam diam, meski degup jantungku tak henti bertalu semakin kencang. 
Namun kau tetap bergeming. Khusuk menatap langit senja yang perlahan memudar. Berganti gemintang yang berkelip penuh pesona. 

"Maaf", katamu. 
Aku mendongak, menatap lamat wajahmu yang bermuram durja. Genggamanmu semakin kuat. Tak ada kata yang sanggup ku ucap sebagai jawaban. Hanya sepi. 

Andai saja aku bisa membaca pikiranmu, mungkin tak akan seberat ini apa yang kau rasa. Sayangnya, aku tak cukup pandai membaca pikiran. 

"Sudah malam. Kita balik?" genggamanmu melonggar, namun kehangatannya tak serta merta memudar.
Kuanggukan kepala sebagai jawaban.
Senyummu mengembang, seolah segala beban yang sempat bercokol dalam dadamu sekejap tercerabut. Aku tak mengerti, bagaimana bisa gelayut kesedihan berganti dengan semudah itu. 
"Aku senang lihat mukamu balik lagi." Kataku sejurus kemudian.
Tawa renyah memburai seketika. Kau usap puncak kepalaku, mengacak rambutnya dengan sembarang. 
"Terimakasih".
Hanya itu. Namun senyum merekah yang mengiringinya cukup membuatku merasa lega. 
"Yuk balik!" ku tarik tanganya dengan penuh semangat. 
Gemintang langit malam ini terlihat begitu indah. Aku bahagia, tanpa syarat, saat bersamamu. 


#onedayonepost
#odopbatch6
#tantanganODOP2
#fiksi

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenalkan Literasi Sejak Dini Lewat Program 'Duta Baca Cilik'

Sejak tujuh hari yang lalu, saya telah mendaftarkan Abang dalam kegiatan literasi bertajuk 'Duta Baca Cilik' yang infonya saya dapatkan melalui sebuah postingan di Facebook.  Begitu membaca, saya langsung tertarik untuk ikut serta, walaupun saya belum yakin, apakah bisa konsisten mengikuti rule yang diberlakukan, karena kebetulan pada saat yang bersamaan, saya sedang memegang banyak amanah yang harus ditunaikan. Namun, demi menemukan kembali ritme kebersamaan bersama duo krucil, saya pun 'menerima' tantangan ini. Dan, sejak Senin lalu, resmilah kami sebagai bagian dari peserta 'Duta Baca Cilik'. Sebuah kegiatan literasi, dimana, kami, para peserta, diwajibkan untuk membaca atau membacakan buku setiap hari.  Sebuah gerakan, yang memiliki tujuan untuk saling mendukung dan memotivasi para Ibunda dalam mengenalkan literasi sejak dini dengan pembiasaan membaca / membacakan buku setiap hari kepada buah hatinya. Bagi saya, ini kesempatan em

Menggali Potensi Diri dengan Menulis Antologi

Pict: Pixabay Bismillahirrohmaanirrohiim... Tahun ini adalah tahunnya panen buku antologi. Huaaa... ini bahagianya campur-campur sih. Antara senang tapi gemes, soalnya perbukuan ini kok ya launchingnya hampir berbarengan... *kekepindompet Terlepas dari itu, ya pastinya saya sangat bersyukur dong, sekaligus bangga, ternyata saya bisa mengalahkan bisik ketakutan dalam diri yang merasa tak mampu, malas hingga cemas. Bisa nggak ya? Bagus nggak ya? Laku nggak ya? *ups Sebenarnya, dari awal, tujuan saya ikut berkontribusi dalam even nulis buku bareng ini, hanya karena ingin punya karya, yang kelak bisa juga membuat saya, setidaknya merasa bangga dan bersyukur pernah berkontribusi dalam membagikan kemanfaatan dari apa yang saya miliki.  Entah pengetahuan walau cuma seuprit, atau pengalaman yang baru seumur jagung, atau sekedar curahan hati yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca. *semoga 🤲 Makanya, saat launching buku, saya tidak ngoyo untuk promosi. Atau mung

Resep Praktis Membuat Ebi Furai

Alhamdulillah , masa-masa krisis pada proses penyapihan telah usai. Setelah sekitar semingguan dibikin cemas, sedih sekaligus galau karena anak gadis kelihatan semakin layu setiap hari akibat sakit dalam masa penyapihan, kini ibu bisa bernapas lega. Setelah keluar dari badai kegalauan, akhirnya masa 'panen' pun tiba. Kini ibu bisa dengan tenang mengantar anak gadis tidur siang dan malam tanpa rengekan. Kalau sudah terlihat terkantuk-kantuk, cukup diboyong ke tempat tidur, dengan sedikit diayun-ayun dulu sebentar dalam gendongan, dan kemudian anak gadis pun segera terlelap dengan nyaman.  Masya Allah, tabarakallah. Nah, selepas masa 'mogok' makan berakhir, terbitlah masa mulai doyan makan.  Kebetulan duo krucil ini lagi gemar sekali makan udang balut tepung roti, alias ebi furai.  Jadi, ibu manfaatkan saja peluang ini sebelum mood makan mereka kembali surut. Paling tidak, seminggu tiga kali mungkin ya ibu bergulat dengan perudangan akhir-