Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Jilbab Hijrah

Sumber: pixabay Kerudungku dulu Baru sekedar meniru Tanpa ilmu Hanya bermodal mau Berawal dari malu kemudian meragu Tak cukup azzam di lubuk kalbu Walau ayat demi ayat terus menderu Sekedar mampir di telinga kemudian berlalu Seiring waktu akupun berguru Pada sejawat yang terlebih dahulu Mengenal jilbab karena tahu Bukan sekedar menutup bahu Waktu, ya waktu yang akhirnya menyeru Kesadaran utuh mengetuk selalu Bukan sekedar baik atau buruk perilaku Jilbab adalah kewajiban wanita sepertiku Tak serta merta jilbab membuatku serupa malaikat Yang tak kenal dosa dan tanpa cela Karena jilbab hanyalah bukti taat Sebentuk upaya meraih rahmat dan cintaNya Aku yang tak sempurna Berjuta khilaf dan dosa masih kerap menyapa Walau jilbab telah bertahun menutup kepala Namun setidaknya, masih ada iman bertahta dalam dada Semoga istiqomah tetap singgah dalam jiwa Mengikat erat taatku hingga nirwana Karena jilbab bukanlah titik akhir pen

R I N D U

Sumber: dok. pribadi Semilir angin Deras air Bau tanah Perlahan memori berloncatan di kepala Tentang rasa Tentang canda Hingga air mata Udara kering Keringat membasah Musim kembali berganti Namun rindu masih tak bertemu Menunggu Hanya itu Tanpa jemu Selalu #komunitasonedayonepost #odop_6 Terimakasih sudah berkunjung, boleh jejak di kolom komentar ya jika berkenan. 🙏😊

Bersahabat dengan Alam, yuk!

Sumber: koleksi pribadi Pada hakikatnya, seorang anak adalah  pembelajar sejati. Ia tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrah yang tertanam dalam jiwanya. Tanpa perlu dipaksakan, ia akan berjalan mengikuti sunnatullah.  Ia terlahir dengan sempurna, membawa tiga potensi diri yang telah Allah karuniakan sebagai bekal menapaki kehidupan, menjadi seorang khalifah di bumi.  Manusia dan alam semesta tak akan pernah bisa terpisahkan, secanggih apapun teknologi yang kini kian bergaung. Nyatanya, kerusakan akibat ulah manusia tak terelakkan. Teknologi tak menjamin kehidupan manusia terbebas dari kebergantungan terhadap alam. Suka tidak suka, pada akhirnya manusia masa kini kembali berdamai dengan alam. Mereka mulai concern terhadap kelestarian alam, dan berupaya seoptimal mungkin mendayagunakan kekayaan alam secara lebih efektif, efisien dan ramah. Berbagai teknologi ramah lingkungan kini mulai menjamur. Semua berlomba menisbatkan karyanya sebagai produk ramah lingkungan. 

Aku Suka Bermain Tanah

Pagi ini, seperti biasa, sebelum mandi pagi, aku, ibu dan adik bermain di luar. Waktu favoritku nih. Waktunya main tanah tanpa diomelin ibu. Hihi. Aku senang bisa main tanah sepuasnya. Ibu mengambil batu-batu yang berserakan. Aku dan adik sesekali menatap penasaran sambil tetap asik dengan alat tempur kami: sendok dan wadah. Kulihat ibu sedang berkonsentrasi menyusun batu yang ia kumpulkan tadi dengan sangat perlahan. Satu, dua, tiga dan seterusnya hingga batu dapat tertumpuk sempurna.  "Yeay!" Kami bersorak. Tumpukan batu buatan ibu Kuhampiri ibu. "Ibu lagi apa?" tanyaku penasaran. "Ibu lagi mencoba menumpuk batu, menyusunnya supaya bisa tegak berdiri."  "Kok bisa gak jatuh ya bu?" "Iya sayang, asalkan pondasinya kokoh dan bisa menempatkan batu pada posisi yang tepat, batunya gak akan roboh." Aku manggut-manggut saja, walau tak sempurna mengerti apa yang ibu katakan. "Abang suka main batu?&q

Berbagi Cinta Tanpa Melukai

Sumber: pixabay Ketika dua anak atau lebih bermain bersama, sudah menjadi lumrah, percik perselisihan pasti mewarnai dalam prosesnya.  Seperti pagi ini, ketika abang sedang asyik membuka lembar demi lembar buku favoritnya, tetiba adik mencoba merebut. Abang bersikeras mempertahankan buku di tangannya, begitu juga sang adik tak mudah menyerah melepas genggaman tangannya pada sisi lain buku. Perebutan berlangsung alot, tak ada yang mau mengalah, walau ibu sudah berusaha melerai dengan selembut mungkin.  Akhirnya, ibu coba alihkan adik untuk mengambil buku lainnya.  Adikpun menurut, ia kemudian asyik membuka tutup bukunya. Namun sesekali tetap 'jail' mengganggu kekhusukan si abang. Derai tangis tak mungkin terhindari. Pasti ada salah satu bahkan keduanya. Begitulah. Ketika dua balita dengan jeda usia tak begitu jauh, dua-duanya butuh perhatian lebih. Dua-duanya memiliki egosentris yang sama kuat. Dua-duanya belum begitu pandai mengelola emosi. Jadi, tugas

Kisah Ibrahim Mencari Tuhan

Koleksi pribadi Menjelang subuh, abang terbangun.  "Bu, mau minum," ujarnya. "Boleh, ambil sendiri ya." Abangpun mengangguk. Ibu membuka jendela, melongokkan sedikit kepala, menatap ke atas langit. "Langitnya masih gelap bang," seru ibu kepada abang. Abang penasaran, ikut melongok. "Iya, bu." "Sudah tidak terlihat bintang ya?" tanya ibu. "Nggak ada"  "Abang mau nggak ibu ceritain tentang bintang?" "Iya bu," jawabnya pelan. Rasa kantuk di wajahnya belum sempurna memudar.     Walau masih belia, Ibrahim sangatlah cerdas. Suatu ketika, saat malam menjelang, Ibrahim menatap langit. Matanya berbinar melihat kerlip bintang di langit. "Wah bintang sangat indah, ini Tuhanku," serunya. Namun saat pagi tiba, bintang menghilang. "Tidak, bintang bukan Tuhan," ucapnya lirih. Esoknya, ia kembali menatap langit malam, dan tampak bulan bersinar terang. "Apaka

BILAL bin RABAH

Sumber: Pixabay Sore itu, Abee sedang asyik bermain di luar ketika sayup terdengar suara adzan dari masjid yang terletak agak jauh dari rumah.  "Alhamdulillah, sudah waktu Ashar ya." Bunda berkata setelah suara adzan tak terdengar lagi. "Bunda, kenapa bilang alhamdulillah?" tanya Abee lugu. Bunda tersenyum seraya menghampiri Abee yang masih berdiri mematung di luar. Dibelainya puncak kepala Abee dengan lembut. "Abee, ucapan alhamdulillah itu sebagai rasa syukur kita kepada Allah. Rasa terimakasih atas segala kebaikan yang telah Allah berikan untuk kita." "Tadi Abee dengar suara adzan dari masjid kan?" tanya bunda Abee menganggukkan kepala sebagai jawaban. "Ketika mendengar adzan artinya telinga kita masih berfungsi dengan baik, dan telinga adalah rejeki dari Allah yang harus dijaga dan disyukuri."  "Alhamdulillah" seru Abee. Bunda kembali tersenyum. "Yuk mandi dulu, sudah sore nak" &quo

WISATA KULINER NYAMAN dan RAMAH ANAK

Koleksi pribadi Tantangan nonfiksi odop batch 6 minggu ini adalah me review tempat wisata. Kebetulan, Senin kemarin habis dari tempat makan yang lumayan nyaman buat keluarga. Mencoba me review dari kacamata pribadi, semoga bisa sedikit memberikan gambaran dan informasi bermanfaat (walau sedikit) buat yang lagi main ke wilayah Cirebon-Kuningan dan sekitarnya. Oke, lets check this out! Tempat makan ini berlokasi di Jalan Buyut Reksawiguna Km 24.5, Talaga Remis, Cikahalang, Duku puntang, Cirebon. Sesuai dengan namanya "Pondok Ikan Bakar Kharitzma", menu yang menjadi andalan adalah ikan bakar. Tak diragukan lagi memang, gurame bakar yang menjadi favorit kami saat singgah disana sangat juara. Namun, saat lagi ramai, terkadang kualitas rasanya sedikit berkurang. Satu lagi menu favorit yang jarang ditemui di tempat makan lainnya: Beunteur goreng. Rasanya yang gurih dan renyah membuat mulut tak ingin berhenti mengunyah. Tapi, sayangnya lagi, menu ini tidak set

Licik versus Cerdik

Sumber: pixabay Sepintas licik dan cerdik memang sangat mudah dibedakan. Dimana licik identik dengan perbuatan tidak menyenangkan, sedangkan cerdik berarti suatu kemampuan yang mengandung nilai positif. Namun, dalam aplikasinya, ternyata antara si licik dan si cerdik itu terasa amat tipis. Karena terkadang orang licik ini selalu bermain halus, memperdaya semanis mungkin, hingga tak tersadari keberadaannya. Mungkin, yang bisa membedakan dengan jelas dan yakin hanya dirinya sendiri (si pelaku). Lagi-lagi ini masalah kesadaran diri menjunjung tinggi moralitas bangsa lewat perilaku diri sendiri. Ah, lebay ah! Mungkin. Tapi, mari kita pindai bersama. Contoh fenomenal si cerdik adalah, ketika ia bisa memanfaatkan momentum, kesempatan, peluang dan kelebihan dirinya untuk mengoptimalkan hasil tanpa menodai norma agama, hukum dan norma susila dalam masyarakat.  Misalnya, ketika seorang selebriti mendulang namanya untuk menaikkan sebuah produk. Artinya ia sedang mendayagunakan

KISAH RASULULLAH DAN RUMAH LABA-LABA

Doc pribadi "Pada awal kemunculan Islam di Mekah, kaum kafir Quraisy amatlah bengis. Mereka tak segan menyiksa dan mengganggu umat muslim dengan sangat keji. Namun keimanan yang kokoh menjadikan mereka kuat dan teguh dalam ketaatan kepada Allah swt. Hingga akhirnya turunlah perintah untuk berhijrah. Berpindah dari negeri Mekah menuju Madinah.  Malam itu, Nabi Muhammad hendak menuju Mekah bersama sahabat Abu Bakar As Shidiq. Namun rencana hijrah ternyata sudah pula terdengar hingga telinga orang musyrik quraisy. Mereka membuat makar, hendak membunuh Nabi di kediamannya. Ali Bin Abi Thalib, sepupu sekaligus sahabat Rasul ditunjuk untuk menempati tempat tidur Rasul malam itu. Ia berbaring dengan berselimut milik Nabiyullah Muhammad saw.  Kaum kafir quraisy telah siaga menunggu di luar. Mereka siap menyergap dan membunuh Muhammad saw saat beliau keluar. Lalu, ketika Rasul dan Abu Bakar hendak keluar, rasa kantuk tak tertahanpun menyerang mereka yang sedang berencana mem

Untukmu Ananda Bermata Sayu

Doc pribadi Ananda penyejuk hati Selamat datang dalam hidup kami Tangismu memecah  Tak kira luap bahagia pun membuncah AsmaNya membisik pertama kali Sebagai penanda keimanan di lubuk hati Hari demi hari terlalui Minggu, bulan, hingga tahun berganti Kau tumbuh penuh seri Cepat melesat di satu sisi Lambat merayap di lain sisi Maapkan aku yang terkadang cemburu Menatap penuh iri kesana kemari Tak sabar menanti waktu terbaikmu Hingga pilu menetap disudut hati Ah, aku malu  Senyummu selalu tulus  Tak peduli apapun yang mereka ucap Tawamu pun tetap renyah Bagaimanapun suara sumbang bergemuruh Betapa murninya jiwamu Tak gentar oleh tatap penuh cemooh Aku belajar lagi darimu Betapa sempat ku menggerutu disaat mereka mencela Betapa ku meraung penuh amarah ketika gunjingan mendera Betapaku kerap meratapi kemalangan yang mereka perolokkan Wahai permata hati bermata sayu Aku bangga padamu Apapun yang ada pada dirimu Wal