Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Berkacalah!

Berkacalah! Ketika suaramu tak lagi didengar  Tak ada kepala yang berkenan tertoleh  Padahal lengkingnya sudah dipuncak oktaf Mungkin ada yang salah dengan perilakumu terdahulu Berkacalah! Ketika kau menudingkan telunjukmu  Menyuruh ini dan itu Semua berlalu seolah tak lagi peduli Meninggalkanmu begitu saja dalam sepi Mungkin lidahmu sempat torehkan luka setajam sembilu Berkacalah! Ketika kau tak lagi mampu meneteskan air mata Seolah jiwamu hampa dan dahaga Walau nestapa kerap menghantui setiap harinya Mungkin hatimu sudah terlalu keras dan berjelaga Berkacalah! Manusia bukanlah makhluk sempurna tanpa cela Tak sepantasnya merasa sudah berlimpah pahala Dan terlupa hakikat penciptaannya di dunia Sebagai rahmat bagi semesta Berkacalah! Bila kesadaran mulai merasuki Melangkahlah untuk kembali menata hati Rangkul kembali nurani untuk berempati Resapi hayati segala kemelut duniawi Bingkailah ia dalam kesempurnaan penghambaan diri

Menulis Bareng Komunitas Odop Batch 6

MasyaAllah, tabarakallah. Setelah sekian lama "berjuang sendiri", akhirnya menemukan komunitas menulis yang luar biasa. Alhamdulillah, setelah beberapa bulan ini mencoba konsisten menulis, hanya sekedar menuang isi kepala, tanpa tahu ilmu kepenulisan yang baik dan benar, dan justru itulah yang menghantarkan saya pada salah satu komunitas menulis yang menekankan konsistensi pada seluruh  anggotanya.  Terimakasih "komunitas one day one post" yang telah bersedia menerima "pinangan" saya untuk terlibat didalamnya, gak nyangka bisa sampai "sejauh ini", semoga bersama komunitas ini saya tetap menjaga konsistensi menulis dengan keilmuan yang lebih baik, dan suatu saat bisa menetaskan karya yang bisa memberikan manfaat bagi banyak orang, bukan sekedar curhatan tanpa makna seperti selama ini saya posting di media sosial. 😁  Itulah sekilas gambaran bagaimana saya bisa bergabung dengan komunitas odop. Sekarang lanjut intip apa saja yang saya dapatk

Senjamu, senjaku, senja kita

"Langit senja merona jingga Temaram lampu syahdu memadu cahaya Ada rasa tertinggal di ufuk utara Hangat, berkolase disudut ruang jiwa Bukan yang pertama  Namun tertancap dalam dada Gemuruh menanda tanpa suara Hanya hening namun penuh makna Aku tertunduk dalam kecamuk Entah apa gejolak yang semakin terpupuk Segalanya bermula dalam sebuah senja Ketika hati pilu bertemu jiwa perkasa Seolah luka sekonyong hilang tak berbilang Sekejap gulita menjelma kilau gemilang Sekelebat kata tertata Terapung menyisir udara  Tak sempurna sekaligus penuh pesona Dan aku terhuyung dalam asa Menggenggam rindu yang jumawa Berpeluh kumengeja makna Mentasbih segala gerik memuja Getar sukma membuncah ruah Seolah nirwana bersambut mesra Lesatan waktu tertinggal di ujung senja Terngiang bisik angin di telinga Menghembus gelagat dalam tatap mata Tajam menghujam namun menyejukkan Entah apa yang berdesir bagai harapan Pena tergores berbait-b